Pekan Lalu: Ancaman dari Zoom hingga Aplikasi PeduliLindungi
Jakarta, Cyberthreat.id – Tiga bulan lebih, seluruh media massa di dunia fokus pada isu wabah virus corona (Covid-19). Hampir 200 negara di dunia terkena wabah ini dan belum menunjukkan tanda-tanda akan reda.
Senin (30 Maret 2020) pada pukul 11.00 WIB, dalam catatan World Meter, jumlah kasus virus corona mencapai 722.196 kasus, 151.766 orang sembuh, dan 33.976 orang meninggal dunia.
Cyberthreat.id pun mengawal berita wabah ini dari dunia maya. Kami rangkum data terkini khususnya di Indonesia dan daerah. Ternyata masih banyak warga yang belum mengetahui info terkini kasus wabah ini. Sejak awal wabah ini, kami konsen terhadap data digital di situs-situs web. Karena situs web adalah garda terdepan informasi satu pintu untuk publik agar tidak liar menjadi hoaks. Akhirnya, sejumlah pemda telah aktif membuat situs web tentang corona, termasuk aktif di media sosial mereka.
Pemerintah juga membuat aplikasi khusus yang bisa melacak riwayat kontak dengan pasien Covid-19. Aplikasi ini bernama PeduliLindungi. Di tengah bekerja dari rumah, aplikasi telekonferensi video marak dipakai, Zoom salah satunya. Namun, Zoom juga menyimpan ancaman siber soal pengumpulan data. Itulah sekelumit berita sepekan terakhir yang banyak disukai pembaca kami. Berikut daftarnya:
Malware Covidlock Mengancam, Ini Saran BSSN
Pandemi Covid-19 dimanfaatkan threat actor dengan menyebarkan aplikasi terkait utilitas Covid-19, tapi disertai muatan dan fungsi berbahaya. Salah satunya ditemukan melalui aplikasi CoronaVirus Tracker yang dikounduh melalui situs web coronavirusapp[.]site. Ketika diinstal, aplikasi akan meminta izin akses lockscreen dan ignore battery optimization. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyatakan, situs web tersebut awalnya berisi data mengenai penyebaran virus Corona, yang datanya diambil dari infection2020[.]com. Ketika dilihat pada Let’s Encrypt SSL, domain tersebut juga berhubungan domain lain yang mempublikasikan aplikasi Android berbahaya, yaitu coronavirusapp[.]dating4sex [.]us.
Hacker Jual Data 538 Juta Pengguna Weibo China
Rincian informasi pribadi 538 juta pengguna jejaring sosial China, Weibo, diiklankan secara online di dark web. Data itu dijual dengan harga ¥ 1.799 atau sekitar US$ 250. Seorang peretas (hacker) mengklaim telah mengintrusi Weibo pada pertengahan 2019 dan memperoleh tumpukan basis data pengguna, menurut laporan ZDNet, Senin (23 Maret 2020). Basis data tersebut diduga berisi rincian seperti nama asli, nama pengguna situs, jenis kelamin, lokasi, dan 172 juta nomor telepon.
Halau Warga Selama Karantina, Prancis Pakai Drone
Kepolisian Kota Nice, Prancis menggunakan speaker-drone saat pemberlakuan karantina wilayah (lockdown) seiring lonjakan kasus wabah virus corona (Covid-19) di negara tersebut. Pemakaian speaker-drone untuk menghalau warganya kembali ke rumah masing-masing selama karantina diberlakukan. Sebab, masih banyak warga Nice—ibu kota dari Cote d’Zur yang wilayahnya mengitari Bay of Angels di daerah pesisir, berkeliaran di tengah kota, seperti pantai dan taman.
BSSN Rilis Manajemen Risiko Keamanan
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menerbitkan panduan cybersecurity dan manajemen risiko keamanan di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Dalam laporannya BSSN memaparkan empat rekomendasi yang perlu diperhatikan para pengambil kebijakan, pekerja berkaitan dengan isu keamanan informasi yang timbul akibat dari pandemi Covid-19.
Dikritik ‘Copy Paste’, Kemkes Ubah Situs Monitoring Covid-19
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memperbarui penampilan situs web yang khusus menyampaikan informasi terkini terkait wabah virus corona (Covid-19). Situs web yang beralamat http://covid-monitoring.kemkes.go.id tersebut pertama kali aktif pada Sabtu (21 Maret 2020). Perwajahan situs web yang sekarang sangat berbeda dengan pertama kali dirilis.
Cara Korsel Tangani Covid-19 dengan Teknologi
Korea Selatan menerapkan sistem baru yang terintegrasi dalam menangani pandemi virus corona (Covid-19), mulai rekaman kamera pengintai (CCTV) hingga transaksi kartu kredit pasien. Sejak akhir pekan kedua Maret 2020, pemerintah pusat dan daerah di Korsel mengirimkan peringatan secara real time melalui pesan SMS, aplikasi, dan online tentang jumlah kasus Covid-19 yang sudah dikonfirmasi. Informasi yang dikirimkan termasuk riwayat perjalanan dari mereka yang terinfeksi.
Tokopedia Blokir Anomali Penjualan
Co-founder and Vice-Chairman Tokopedia, Leontinus A. Edison, mengatakan platformnya telah memiliki sistem untuk memblokir penjualan produk kesehatan dan sanitasi, terutama dalam mengatasi lonjakan permintaan terhadap masker dan hand sanitizer di saat kondisi darurat nasional akibat pandemi virus corona (Covid-19). "Kami secara proaktif mendeteksi melalui kemampuan Big Data sehingga siapa-siapanya dan barang apa saja yang harganya melampaui (batas wajar) dan sangat tinggi sekali, kami bisa blokir secara otomatis," kata di Jakarta, Senin (23 Maret 2020).
Namanya Viral di Medsos, Pasien ODP Covid-19 Curhat
Kebocoran data pasien terkait virus corona (Covid-19) terjadi di Bogor, Jawa Barat. Seorang pasien yang namanya tercantum di sana, mencurahkan isi hatinya di Twitter pada Senin malam (23 Maret 2020). Pria bernama Zulkifli dan berusia 26 tahun itu mengatakan mentalnya drop setelah melihat 'daftar pasien covid-19' yang memuat namanya. Padahal, Zulkifli sendiri masih berstatus Orang dalam Pemantauan (ODP), belum positif Covid-19.
Dunia Siber Pasca Wabah Covid-19
Wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia diperkirakan memuncak pada pekan kedua April dan berakhir di pengujung Mei atau awal Juni mendatang. Apa yang terjadi setelah wabah ini berakhir, Cyberthreat.id mencoba menelaah dari pakar keamanan siber dan pakar marketing.
- Dunia Siber Pasca Wabah Covid-19 di Mata Pakar Cybersecurity
- Lima Prediksi Tren Teknologi Pasca Wabah Covid-19
Peta Persebaran Wabah Covid-19
Berikut adalah sejumlah topik yang Cyberthreat.id angkat berkaitan dengan pembaruan data kasus Covid-19.
- Jawa Timur Melonjak, Kota Surabaya Buka Data Sebaran Corona
- Sempat Dirahasiakan, Ini Link Peta Sebaran Corona Jawa Timur
- Peta Sebaran Corona Jakarta: Ini Kelurahan Terbanyak Positif
- Menyoal Akurasi Data di Situs Covid19.go.id
- Situs DKI Jakarta Buka Lagi Jejak Lokasi 8 Pasien Covid-19
- Sebagian Warga Tak Tahu Situs Web Info Corona di Daerahnya
- Soal Peta Sebaran Corona, BNPB: Susah, Harusnya Sampai RT/RW
- Update Corona DKI Jakarta 29 Maret: Senayan Terbanyak
- Reaksi Ariel Noah Saat Tahu Ada Situs Corona Covid19.go.id
Driver Terpengaruh Efek Covid-19, Ini Langkah Gojek
Gojek membentuk dana bantuan untuk mitra pengemudi, gerai (merchant), dan mitra lain yang pendapatannya terkena dampak pandemi global virus corona (Covid-19). “Dana bantuan ini dimaksudkan untuk mendukung stabilitas finansial mitra driver sambil mereka menunggu situasi kembali kondusif,” tulis Gojek di situs webnya, Selasa (24 Maret 2020).
Pengguna VPN di Indonesia Naik 18 Persen
Data terbaru yang diterbitkan Express VPN, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan Virtual Private Network (VPN), menyatakan sejak pandemi CoronaVirus (Covid-19) merebak pengguna layanan VPN secara global terus meningkat. Secara khusus, pengguna VPN di Indonesia meningkat sebesar 18 persen.
Awas! Kerentanan iOS v13.4 Buka Enkripsi VPN
Penyedia layanan jaringan virtual pribadi (VPN) terenkripsi asal Swedia, ProtonVPN, Rabu (25 Maret 2020), merilis temuan kerentanan (vulnerability) pada sistem operasi milik Apple, iOS. ProtonVPN mengatakan, kerentanan pada iOS versi 13.4 menempatkan pengguna VPN dalam kondisi tidak aman; lalu lintas jaringan justru terbuka di internet publik dan berisiko terhadap pengintaian data.
Tupperware Diretas Skimmer Kartu Kredit
Situs web Tupperware, perusahaan Amerika Serikat yang dikenal dengan produk wadah makanan plastik, dibobol oleh peretas (hacker). Peretas menanam kode sumber atau kode program berbahaya di situs webnya untuk mengumpulkan rincian kartu pembayaran dari pelanggan web. Kode berbahaya ini sering disebut juga web skimmer atau skrip Magecart.
Menkominfo dan Aplikasi Pelacak Covid-19
Kementerian Komunikasi dan Informatika awalnya akan memasang aplikasi bernama TraceTogether di ponsel para pasien yang terinfeksi virus SARS-Cov-2. Ini upaya terpadu pengawasan wabah virus corona (Covid-19). Namun, aplikasi itu berganti nama menjadi aplikasi PeduliLindungi, yang juga memiliki kesamaan dengan TraceTogether yagn dipakai Singapura.
- Lacak Pasien Covid-19, Kominfo Pasang Aplikasi TraceTogether
- Johnny: Aplikasi TraceTogether Hanya Berlaku di Masa Darurat
- Banyak Warga Indonesia Kecele dengan Aplikasi TraceTogether
- Elsam: Buka Jejak Lokasi Pasien Covid-19, Tapi Jaga Privasi
- Hadang Corona, Pemerintah Didesak Pakai Data Lokasi Ponsel
- ICSF: Aplikasi Peduli Lindungi, Jangan Beri Harapan
- Pemerintah Wajib Berkolaborasi Bikin Aplikasi Covid-19
- Aplikasi PeduliLindungi Sudah Tersedia di Google Play
- Aplikasi PeduliLindungi Covid-19, Apa Dampaknya Bagi Anda?
Namecheap Blokir Domain Corona, Covid, dan Vaksin
Penyedia nama domain Namecheap mengumumkan telah memblokir pendaftaran domain dengan kata-kata tertentu terkait pandemi global CoronaVirus (Covid-19). Perusahaan yang bermarkas di Los Angeles itu menyebutkan domain yang mengandung nama seperti 'coronavirus', 'covid', dan 'vaksin' tidak bisa lagi digunakan.
Rapat Online via Zoom dan Ancaman Siber
Seperti halnya aplikasi berbasis web lain, Zoom juga melakukan pengumpulan data penggunanya. Pengembang juga tak memberikan banyak detail tentang bagaimana data-data itu digunakan untuk iklan, pemasaran, atau tujuan bisnis lain. “Sebagian besar, kami mengumpulkan data pribadi langsung dari Anda, langsung dari perangkat Anda, atau langsung dari seseorang yang berkomunikasi dengan Anda menggunakan layanan Zoom, seperti host rapat, peserta, atau pemanggil,” tulis Zoom.
- Setop Bagikan Tautan Rapat Zoom di Medsos, Ada Zoombombing!
- Duh! Rapat Online via Zoom Tak Jamin Privasi Anda Aman
- Zoom di iOS Kirim Data ke Facebook Diam-diam
- Tips Agar Rapat Online Zoom Anda Tidak Disusupi Zoombombing
Korban Covid-19 Tergeletak di Jalanan Italia, Benarkah?
Wabah virus corona yang melanda seluruh dunia saat ini membuat banyak informasi dibagikan dan dicek kebenarannya. Salah satunya adalah foto yang memperlihatkan orang-orang tergeletak di jalanan. Foto itu disebut sebagai korban virus corona di Italia dan viral di sosial media. Benarkah?[]