Soal Huawei, Giliran Senator AS Kini Merayu Inggris
Cyberthreat.id – Pemerintah Amerika Serikat terus melobi Inggris agar melarang Huawei Technologies Ltd dalam pengembangan jaringan 5G.
Desakan itu kali ini datang dari sejumlah senator Amerika Serikat. Pada Selasa (3 Maret 2020), dua puluh senator dari Partai Republik dan Demokrat AS mendesak anggota parlemen Inggris untuk mengkaji kembali putusan yang memungkinkan Huawei menjadi pemasok jaringan 5G.
“Mengingat ancaman keamanan, privasi, dan ekonomi yang signifikan yang ditimbulkan oleh Huawei, kami sangat mendesak Inggris untuk meninjau kembali keputusannya yang baru, mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko Huawei, dan bekerja dalam kemitraan erat dengan AS dalam upaya-upaya seperti itu ke depan,” kata para senator dalam surat yang tidak biasa kepada anggota House of Commons.
Seperti diberitakan Reuters, Rabu (4 Maret), surat itu ditandatangani oleh seperlima dari 100 anggota Senat, di antaranya Chuck Schumer (Pemimpin Partai Demokrat), Richard Burr (Ketua Komite Intelijen Republik), dan Mark Warner (Wakil Ketua Panel Demokrat).
Sekelompok bipartisan yang terdiri dari 42 anggota DPR AS telah mengirim surat serupa pada Januari lalu. Sejah tahun lalu, Presiden AS Donald Trump juga terus meyakinkan para sekutunya di Uni Eropa untuk melarang Huawei.
Berita Terkait:
- Pukulan Baru AS ke Huawei: Batasi Pasokan Chip!
- Huawei kepada AS: Terbitkan Alat Sadap Kami, Biar Dunia Tahu
- Tender 5G Siap Dibuka, Malaysia Tak Persoalkan Huawei
- Trump Ancam Putuskan Kerjasama dengan Negara Pengguna Huawei
- Huawei Tawarkan Kontrak 5G Tanpa ‘Backdoor’ dengan India
- BSSN Minta Huawei Beri Laporan Detail Soal Backdoor
Peralatan 5G Huawei dimata AS dapat digunakan oleh China untuk memata-matai. Huawei berulang kali membantah tuduhan spionase itu.
Pada 28 Januari 2020, Inggris memutuskan untuk menerima Huawei dalam proyek jaringan 5G meski perusahaan telekomunikasi China itu tidak dilibatkan dalam jaringan inti.
Huawei hanya dibatasi 35 persen dalam keterlibatan pengembangan 5G. Keputusan tersebut tentu saja menohok negara-negara Barat karena selama ini AS menekan terus Inggris dan Uni Eropa agar menolak Huawei.
Perdana Menteri Inggris Boris Jhonson mengatakan, keputusan pemerintahannya membuka peluang bagi vendor mana saja untuk jaringan nirkabel 5G karena ingin memberikan akses terbaik bagi warganya.
“Saya pikir sangat penting bagi orang-orang di negara ini untuk memiliki akses ke teknologi terbaik yang tersedia,” kata dia kepada parlemen, Rabu (29 Januari 2020).
Dengan keputusan itu, ia juga mengatakan tidak akan melukai para sekutunya, terutama AS.
Berita Terkait:
- Beda dengan Inggris, Australia Tolak 5G Huawei
- Ini Alasan Perdana Menteri Inggris Tak Larang Huawei
- Ini Respons Negara-negara Barat tentang Huawei
- Huawei Diterima di Uni Eropa, Pukulan Telak Buat AS
- Kanada, Anggota Five Eyes Terakhir yang Belum Putuskan Huawei
- Penasihat Trump Sebut Huawei Punya Backdoor di Jaringan 5G
Trump ketika mendengar Inggris menerima Huawei dikabarkan sangat geram. Trump terlihat mencaci maki Johnson atas keputusan itu, sumber CNN mengatakan hal itu. Trump pun langsung menelepon Johnson dari Washington. “AS kecewa dengan keputusan Inggris,” kata pejabat senior administrasi itu.
Sehari setelah keputusan Inggris, Uni Eropa juga mengumumkan pedoman keamanan pada pengembangan jaringan 5G. Dalam pedoman tersebut, Uni Eropa tak secara khusus melarang vendor tertentu dan artinya Huawei masih diperbolehkan masuk ke proyek 5G di negara-negara anggota Uni Eropa.
Uni Eropa mengatakan, kendali penuh perangkat yang dizinkan atau tidak dalam proyek tersebut bergantung pada masing-masing negara.[]