Kanada, Anggota Five Eye Terakhir yang Belum Putuskan Huawei
Ottawa, Cyberthreat.id – Kanada menjadi salah satu dari sekutu Amerika Serikat juga anggota Five Eyes, yang belum memutuskan apakah akan menolak atau memakai perangkat Huawei Technologies untuk pengembangan jaringan generasi kelima (5G).
Five Eyes adalah aliansi kerja sama intelijen rahasia yang beranggotakan hanya lima negara yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat.
Pada Selasa (28 Januari 2020), pemerintah Inggris memutuskan untuk menerima Huawei dalam pengembangan jaringan 5G meski tidak dalam jaringan inti. Huawei hanya dibatasi 35 persen dalam keterlibatan pengembangan 5G. Keputusan tersebut tentu saja menohok negara-negara Barat karena selama ini AS menekan terus Inggris agar menolak Huawei.
Berita Terkait:
- Menkeu AS: Huawei Masalah yang Rumit
- Huawei Mulai Penelitian Teknologi 6G di Kanada
- Huawei Akan Pindahkan Pusat Riset dari AS ke Kanada
- Penasihat AS Desak Kanada Tak Pakai Teknologi 5G Huawei
Menteri Inovasi, Sains, dan Industri Kanada Navdeep Bains mengatakan, sedang mempelajari keputusan Inggris yang lebih dulu menerima Huawei.
“Saya tidak akan masuk pada kesimpulan apa pun dari solusi yang mungkin terlihat seperti vis-a-vis core dan non-core,” kata dia seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29 Januari).
Bains tampaknya tak ingin menyederhanakan masalah apakah Huawei di luar jaringan inti atau bukan. Yang jelas, ia mengatakan, masih akan berkoordinasi dengan negara-negara sekutunya dan tidak jelas kapan memberikan keputusan.
Berita Terkait:
- Inggris Sebut Huawei Vendor Berisiko Tinggi
- Soal Teknologi 5G, Prancis Terbuka untuk Huawei, Tapi...
- NATO Bahas Huawei, PM Inggris: Tak Perlu Musuhi Investasi
- Sekali Lagi Soal Huawei, Trump: Ada Bahaya Keamanan!
Pada November 2019, seorang pejabat senior AS mengatakan, jika Kanada mengizinkan teknologi 5G Huawei artinya itu mengancam aktivitas berbagi intelijen dalam jaringan Five Eyes.
Amerika Serikat terus melakukan propaganda terkait dengan peralatan Huawei yang dapat digunakan untuk mencuri rahasia Barat meski perusahaan berkali-kali menampik tudingan itu. Selandia Baru dan Australia telah melarang jaringan seluler domestik menggunakan peralatan Huawei 5G.
"Meskipun masalah keamanan sangat signifikan, kami juga harus memastikan kami memberikan pertimbangan penuh untuk apa yang terbaik untuk Kanada ... (dan) lingkungan industri," tutur Menteri Keamanan Publik Bill Blair mengatakan kepada wartawan.
Persoalan lain yang sebetulnya tak berkorelasi, tapi cukup menghambat Kanada adalah pemerintah China menahan dua orang Kanada pada akhir 2018 setelah polisi Kanada menangkap anak pendiri Huawei juga Chief Financial Officer Huawei atas surat perintah ekstradisi AS, Meng Wanzhou.
Berita Terkait:
- Huawei Bangun Pusat Inovasi dan Pengalaman 5G di London
- Italia Beri Sinyal Pakai Perangkat 5G Huawei
- Filipina Pakai Huawei Kembangkan Jaringan 5G
- BSSN Minta Huawei Beri Laporan Detail Soal Backdoor
Sementara itu Globe and Mail, media asal Kanada, yang dikutip Reuters, menyebutkan, ada perpecahan di tubuh pemerintahan Kanada terkait dengan Huawei. The Communications Security Establishment (CSE), badan kriptologis nasional Kanada, berbeda pendapat dengan Badan Intelijen Kanada (CSIS), kata dua sumber Global and Mail.
"CSE menganggap ini soal teknis yang dapat dikelola, sedangkan CSIS benar-benar menentang untuk membuka pintu bagi kemungkinan spionase," kata sumber anonim itu.[]