NATO Bahas Huawei, PM Inggris: Tak Perlu Musuhi Investasi
Watford, Cyberthreat.id – Huawei Technologies menjadi salah satu isu yang disingung dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi NATO di Watford, Inggris, Rabu (4 Desember 2019).
Namun, Inggris tampaknya masih dilematis untuk memutuskan apakah menerima Huawei atau tidak untuk jaringan telekomunikasi 5G-nya
Perdana Menteri Inggris Boris Jhonson mengatakan, keputusan apakah negaranya akan membangun jaringan telekomunikasi 5G dengan Huawei atau tidak akan didasarkan pada keamanan nasional dan hubungan kerja sama dalam aliansi intelijen Fire Eye yang dipimpin AS.
"Pada Huawei dan 5G, saya tak ingin negara ini memusuhi memusuhi investasi dari luar negeri," kata Johnson kepada wartawan seperti diberitakan Reuters, Rabu.
Berita Terkait:
"Di sisi lain, kami tidak bisa mengurangi kepentingan keamanan nasional vital kami. Kami juga tidak dapat mengurangi kerja sama dengan mitra keamanan Five Eyes (AS, Kanada, Australia, Inggris, dan Selandia Baru) dan [kemitraan] itu akan menjadi kriteria utama terkait dengan keputusan kami tentang Huawei.”
Pendek kata, Johnson tak ingin timbul masalah dalam kemitraaan Five Eyes jika Inggris menerima Huawei. Ini yang terpenting, ia menekan hal itu.
Inggris terus didesak oleh Presiden AS Donald Trump untuk melarang Huawei. Trump sendiri telah memberikan komentar saat berada di pertemuan itu, bahwa Huawei adalah ancaman dan bahaya bagi keamanan.
Huawei bisa saja terlibat dalam beberapa bagian "non-inti" dari jaringan 5G Inggris, tetapi Johnson berada di bawah tekanan berat Trump. Keputusan pun ditunda sampai setelah pemilihan umum minggu depan.
Sebelumnya, Badan Intelijen Inggris juga telah menyatakan bahwa instansinya masih bisa mengelola risiko menyangkut Huawei, tulis Financial Times.
Pada pertemuan Selasa lalu, Jhonson dan Trump selain membahas hubungan perdagangan juga terkait dengan masalah keamanan, terutama jaringan telekomunikasi, agar mewaspadai dari penyedia yang tidak percaya.
Pejabat keamanan Inggris bersikeras Huawei tidak akan digunakan dalam jaringan kritis yang digunakan untuk berbagi intelijen. Di sisi lain, pejabat AS sebelumnya mengatakan, meski bukan di jaringan non-inti, tetap saja Huawei bisa membahayakan.
Deklarasi KTT NATO kemarin mencakup komitmen untuk bekerja sama untuk melindungi infrastruktur telekomunikasi, perjanjian yang telah dilobi oleh delegasi AS.
“Sekutu...berkomitmen untuk memastikan keamanan komunikasi kita, termasuk 5G, mengakui perlunya mengandalkan sistem yang aman dan tangguh,” demikian isi deklarasi.
Sekadar diketahui, peralatan 5G Huawei di Inggris telah dipasang oleh keempat jaringan ponsel Inggris pada tahap awal peluncuran.
Vodafone, operator seluler di Inggris, berpendapat bahwa melarang peralatan 5G akan secara signifikan memperlambat upgrade ke layanan 5G di seluruh negera karena peralatan lama perlu dihapus dan diganti untuk bisa kompatibel dengan teknologi nirkabel baru.
Menanggapi hal itu, secara terpisah, Huawei mengatakan yakin bahwa pemerintah Inggris akan mengambil pendekatan obyektif.
"Kami yakin pemerintah Inggris akan terus mengambil pendekatan obyektif, berbasis bukti untuk keamanan siber," kata juru bicara perusahaan.
"Kami menyediakan sistem yang aman dan tangguh sesuai permintaan Deklarasi NATO dan akan terus bekerja dengan mereka untuk membangun jaringan baru yang inovatif," kata juru bicara itu.