Google Larang Karyawannya Instal Zoom di Laptop Kerja
Cyberthreat.id – Google mendesak agar seluruh karyawannya tidak boleh lagi menginstal aplikasi Zoom di laptop kerjanya karena alasan keamanan.
Menurut laporan BuzzFeed News, Rabu (8 April 2020, pekan lalu Google mengirim email kepada seluruh karyawan yang di laptop kerjanya terinstal Zoom. Perusahaan mengingatkan agar perangkat lunak konferensi video itu tak boleh lagi dipakai mulai pekan ini.
"Kami telah lama memiliki kebijakan untuk tidak mengizinkan karyawan menggunakan aplikasi yang tidak disetujui untuk pekerjaan yang berada di luar jaringan perusahaan kami," Jose Castaneda, Juru Bicara Google kepada BuzzFeed News.
Zoom menjadi aplikasi komunikasi video yang naik daun selama wabah Covid-19 karena banyak orang harus bekerja dari rumah. Aplikasi buatan Eric Yuan ini menjadi pesaing kuat Hangouts Meet milik Google dan Microsoft Teams buatan Microsoft Inc.
“Baru-baru ini, tim keamanan kami memberi tahu karyawan untuk tidak lagi menggunakan Zoom Desktop Client di komputer perusahaan karena tidak memenuhi standar keamanan untuk digunakan oleh karyawan kami,” ia menambahkan.
Berita Terkait:
- Eric Yuan, Sang Miliarder di Balik Aplikasi Zoom
- Lupakan Zoom, Aplikasi Konferensi Video Ini Jamin Privasi
- Ribuan Rekaman Video Zoom Bocor dan Beredar di Internet
- Duh! Rapat Online via Zoom Tak Jamin Privasi Anda Aman
- Zoom di iOS Kirim Data ke Facebook Diam-diam
Namun begitu, Jose tetap memberikan keleluasaan kepada karyawan memakai Zoom. “Karyawan yang telah menggunakan Zoom dan ingin berhubungan dengan keluarga dan teman tetap dapat melakukannya melalui browser web atau melalui ponsel," kata dia.
Berkantor pusat di San Jose, California, Zoom baru melakukan go public pada 2019 dan menjadikan CEO Eric Yuan sebagai miliarder.
Berita Terkait:
- Zoom Aktifkan Password dan Ruang Tunggu Secara Otomatis
- Pelaku Zoombombing Bisa Dikenai Hukuman Denda Hingga Penjara
- Setop Bagikan Tautan Rapat Zoom di Medsos, Ada Zoombombing!
- Gerilya Cybercrook Membidik Zoom
Pada Maret lalu, 200 juta orang menggunakan Zoom setiap hari dibandingkan dengan hanya 10 juta pada Desember 2020.
Sayangnya, pertumbuhan Zoom telah dirusak oleh kekhawatiran seputar keamanan dan privasi layanan. Bulan lalu, laporan Motherboard menunjukkan, aplikasi yang dipakai di iPhone dan iPad mengirim diam-diam data perangkat pengguna ke Facebook, termasuk orang-orang yang tidak memiliki akun Facebook.
Berita Terkait:
- Marak Zoombombing, New York Larang Sekolah Pakai Zoom
- SpaceX dan NASA Melarang Karyawan Gunakan Zoom
- Taiwan Instruksikan Kantor Pemerintah Tak Pakai Zoom
- Zoom Membantah Jual Data Pengguna ke Pihak Lain
Sejak temuan itu, Zoom menghentikan pengiriman data ke Facebook sehari kemudian. Namun, masalah muncul segera setelah itu. Seorang mantan peretas NSA menemukan masalah keamanan Zoom yang dapat memungkinkan aktor jahat mengontrol mikrofon dan webcam pengguna dan mendapatkan kendali atas Apple iMacs.
The Intercept juga melaporkan, Zoom sebenarnya tidak dienkripsi dengan cara yang diklaim perusahaan dengan enkripsi end-to-end (E2E). Citizen Lab juga menemukan bahwa kunci enkripsi platform bisa dikirim ke server di China. Setelah temuan itu, CEO Eric Yuan meminta maaf atas kekeliruan perusahaannya. Ia mengakui ada kesalahan konfigurasi server dan telah memperbaikinya.
Google bukan perusahaan pertama yang melarang karyawan menggunakan Zoom. Awal bulan ini, perusahaan milik miliarder Elon Musk, SpaceX, juga melarang karyawan dengan alasan masalah privasi dan keamanan yang signifikan.
Berita Terkait:
- CEO Zoom Eric Yuan Akhirnya Minta Maaf ke Pengguna
- Enkripsi End-To-End-nya Dikritik, Zoom Minta Maaf
- Peneliti Ungkap Kunci Enkripsi Zoom Dikirim ke Server China
- Kunci Enkripsi ke Server China, CEO: Kami Salah Langkah
- Terungkap, Zoom Tak Jalankan Enkripsi End-To-End
Setelah itu, Departemen Pendidikan New York City juga mendesak sekolah-sekolah untuk meninggalkan Zoom dan beralih ke layanan dari Microsoft.
Terakhir, pemerintah Taiwan juga melakukan hal serupa untuk meminta kantor-kantor pemerintah tak memakai Zoom dan beralih ke aplikasi lain, seperti Hangouts Meet atau Microsoft Teams.[]