Pusat Siber India Sebut Zoom Bukan Platform yang Aman

Foto: Zoom.us

Bengaluru, Cyberthreat.id – Pusat Koordinasi Siber (CyCord) India menyatakan pada Kamis (16 April 2020) bahwa perangkat lunak telekonferensi video, Zoom, bukanlah platform yang aman.

"Zoom bukan platform yang aman," kata badan siber di bawah Kementerian Dalam Negeri India dalam sebuah panduan keamanan setebal 16 halaman, seperti diberitakan Reuters.

CyCord pun menerbitkan panduan tentang cara menghindari serangan pengguna yang tidak sah saat melakukan telekonferensi video. Sayangnya, badan pemerintah tersebut tak menjelaskan platform apa yang aman untuk dipakai telekonferensi video.

Bukan kali ini saja Zoom mendapatkan pertentangan. Sebelumnya, Taiwan menjadi negara pertama yang memerintahkan kantor-kantor pemerintahan tak boleh memakai Zoom. Kementerian Luar Negeri Jerman juga membatasi Zoom.


Berita Terkait:


Aplikasi buatan Zoom Video Communications Inc yang berbasis di Amerika Serikat itu telah meminta maaf atas kelemahan keamanan dan mengatakan sedang berupaya memperbaikinya. Masalah yang paling banyak terjadi dengan Zoom adalah serangan "Zoombombing"—gangguan dari seorang pengguna iseng dengan berkata kasar, caci maki, rasis, bahkan menampilkan video porno.

Seorang juru bicara Zoom mengatakan perusahaan sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah di seluruh dunia. Pihaknya juga sedang "fokus pada penyediaan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang kebijakan mereka," tutur jubir tersebut.

Chief Executive Officer (CEO) Zoom Eric Yuan awal bulan ini meminta maaf atas semua kejadian dan kelemahan yang ada di platformnya, terutama menyangkut privasi dan keamanan.


Berita Terkait:


Zoom mengalami lonjakan penggunaan sejak wabah virus corona (Covid-19) muncul. Jutaan orang menggunakan Zoom untuk bekerja dan berkomunikasi sambil mengisolasi diri di rumah. Pada Maret lalu, pengguna harian Zoom mencapai sekitar 200 juta naik dari 10 juta tahun lalu.

"Sebelum ledakan Zoom, ada sejumlah tindakan pencegahan cybersecurity utama yang diabaikan [oleh perusahaan, red]," Logan Kipp, direktur di perusahaan keamanan siber, SiteLock, mengomentari apa yang terjadi pada Zoom.

"Dari awal, seharusnya ada metode enkripsi yang lebih kuat dan mungkin pertimbangan tambahan tentang berbagi data pihak ketiga," tutur dia.[]