Pantau Data dan Informasi Bencana di Indonesia, Cek di Aplikasi Ini

Tangkapan layar situs web BNPB yang menyajikan data bencana secara nasional. | Foto: Cyberthreat.id/Andi Nugroho

Cyberthreat.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempermudah masyarakat untuk memantau data dan informasi bencana yang terjadi di Indonesia.

BNPB membuat aplikasi bernama “Data dan Informasi Bencana Indonesia” (DIBI). Basis data ini bisa diakses melalui alamat gis.bnpb.go.id.

Pada beranda situs web tersebut, pengunjung diperlihatkan peta sebaran kejadian bencana per provinsi, termasuk jumlah korban (meninggal, luka, dan hilang), serta dampak kerusakan.

Pada bagian “Pantauan Bencana”, pengguna dapat melakukan filtering berdasarkan jenis kejadian bencana, provinsi dan kabupaten/kota yang pernah terjadi bencana alam.

Sementara di bagian “Buletin” berisi bencana bulanan tentang informasi kejadian bencana setiap bulan.

“Data bencana ini dapat diunduh dalam format Excel dari tahun 2008 hingga 2019,” tulis BNPB dalam pernyataan persnya, Kamis (31 Desember 2020) di situs webnya.

Pada bagian “Data Bencana”, pengguna diberi opsi informasi yaitu “Tabel Data” dan “DIBI”. Ketika mengklik DIBI pengguna dapat mendapat melihat data bencana sejak tahun 400 masehi hingga saat ini. Pengguna cukup mengklik di bagian filter, selanjutnya tinggal pilih tahun-tahun yang tersedi.

“Data yang disajikan dengan tampilan versi mobile, sehingga memudahkan masyarakat umum dalam mencari data bencana kapan saja, dan di mana saja,” tutur BNPB.

Yang masih menjadi kelemahan dari aplikasi ini ialah akses ke aplikasi basis data bencana ini agak tergolong berat, mungkin karena data yang disajikan begitu besar, sehingga pengguna perlu waktu agak lama untuk melihat tampilan secara keseluruhan.

InaRISK

Selain itu, ada juga aplikasi InaRISK yang menyajikan informasi potensi risiko bencana di suatu daerah.

Analisis InaRISK memanfaatkan pendekatan raster base secara nasional dengan ukuran piksel 100x100 meter, berdasarkan kajian risiko bencana yang terdapat di suatu wilayah atau per kabupaten.

Kegunaan InaRisk, salah satu contohnya pada indeks risiko bencana gempa bumi yang berada di Indonesia.

Wilayah yang berada di atas batuan dasar yang rentan, seperti pegunungan akan sangat berisiko memakan korban dan kerusakan yang masif bila terjadi bencana.

BNPB menyediakan dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh melalui Google Play Store dan App Store.

Aplikasi InaRISK Personal yang dapat diakses pada telepon pintar berbasis Android dan IOS ini memudahkan warga untuk mengidentifikasi potensi risiko di sekitar sehingga kesadaran terhadap risiko dapat meningkat, kata BNPB.

Tidak hanya BNPB yang berkontribusi dalam data risiko bencana ini, tetapi sebanyak 20 instansi yang telah memvalidasi datanya ke dalam InaRISK untuk dapat digunakan oleh masyarakat atau pengguna.[]