Huawei Bikin PM Inggris Boris Johnson Bimbang
Cyberthreat.id – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam posisi bimbang. Ia terdesak secara politik, tapi dirinya ingin “masyarakat bisa mendapatkan layanan internet cepat.”
“Saya sangat ingin mendapatkan broadband ke setiap wilayah di negara ini,” kata Johnson sepert idikutip dari Reuters, Senin (6 Juli 2020).
Ia mengatakan, saat ini pemerintah harus berpikir hati-hati dengan peran Huawei dalam proyek 5G. Ia mengaku tak ingin negara justru “rentan terhadap vendor berisiko tinggi”.
“Saya juga memutuskan bahwa Inggris tidak boleh dengan cara apa pun justru rentan dari vendor berisiko tinggi sehingga kami harus berpikir dengan hati-hati, bagaimana kami mengatasinya,” ia menambahkan.
“Kami harus dengan solusi teknologi yang tepat, tapi juga harus memastikan kami bisa memberikan broadband yang dibutuhkan Inggris.”
Berita Terkait:
- Ini Alasan Perdana Menteri Inggris Tak Larang Huawei
- Disuruh Hengkang dari Inggris pada 2023, Huawei: Ini tak Masuk Akal!
- NATO Bahas Huawei, PM Inggris: Tak Perlu Musuhi Investasi
Akhir Januari lalu, Johnson memberi izin Huawei ikut dalam pengembangan proyek 5G meski di luar jaringan inti dan hanya diberi kuota 35 persen. Huawei sendiri telah dilabeli oleh pemerintahan sebagai “vendor berisiko”.
Namun, parlemen memberi tenggat agar 2023 Huawei harus hengkang dari proyek tersebut dan keluar dari Inggris sepenuhnya.
Kebimbangan Inggris terhadap Huawei lantaran desakan Amerika Serikat. Sejak tahun lalu, AS bergerilya ke para sekutunya agar melarang penggunaan peralatan 5G Huawei karena bisa mengancam keamanan negara. AS menuding peralatan Huawei memiliki koneksi ke intelijen pemerintah China. Namun, Huawei berkali-kali membantahnya dan meminta AS membuka bukti tudingan tersebut.
Kabar terbaru, menurut laporan The Daily Telegraph, seperti dikutip Reuters, Minggu (5 Juli 2020), pemerintahan Johnson diperkirakan mulai menghapus penggunaan teknologi 5G Huawei lebih cepat pada tahun ini.
Berita Terkait:
- Disuruh Hengkang dari Inggris pada 2023, Huawei: Ini tak Masuk Akal!
- Huawei kepada AS: Terbitkan Alat Sadap Kami, Biar Dunia Tahu
- Komisi Komunikasi Tetapkan Huawei dan ZTE Ancaman Keamanan Bagi Amerika
Pemerintah dikabarkan sedang menyusun rancangan penghentian memasang peralatan Huawei baru di jaringan 5G hanya dalam waktu enam bulan. Tak hanya itu, pemerintah juga mempercepat penghapusan teknologi yang sudah ada, demikian tulis The Daily Telegraph, Sabtu.
Rencana itu dipicu setelah lembaga intelijen Inggris, GCHQ, meningkatkan kekhawatiran keamanan baru atas teknologi China tersebut.
Sebuah laporan yang disiapkan oleh National Cyber Security Center (bagian dari GCHQ) menyimpulkan bahwa sanksi baru AS terhadap Huawei akan memaksa perusahaan untuk menggunakan teknologi yang tidak dipercaya yang dapat membuat risiko tidak mungkin untuk dikendalikan, kata surat kabar itu.
Sanksi tersebut memiliki dampak "berat" pada perusahaan yang secara signifikan mengubah perhitungan GCHQ, kata laporan itu. Laporan ini diharapkan akan disampaikan kepada Johnson pekan depan.
Juru bicara Johnson mengatakan awal pekan depan bahwa para pejabat akan segera menyelesaikan ulasan tentang implikasi dari sanksi AS terbaru, yang bertujuan memotong akses Huawei ke pembuat chip AS.[]