Coding Bootcamp Solusi Cepat Mencetak Programmer

Sejumlah peserta yang mengikuti program coding bootcamp di Impact Byte, Kamis pekan lalu. | Foto: Cyberthreat.id/Oktarina Paramitha Sandy

Jakarta, Cyberthreat.id – Salah satu problem yang dihadapi industri digital di Indonesia ialah kurangnya tenaga kerja yang memiliki talenta di bidang teknologi.

Untuk melahirkan banyak tenaga kerja yang menguasai bahasa pemograman (coding), saat ini mulai bermunculan coding bootcamp yang menawarkan berbagai program intensif belajar coding.

Impact Byte adalah salah satu coding bootcamp di Jakarta yang berdiri sejak 2017—juga ada cabang di Batam. Menurut Chief of Evolution Impact Byte, Amanda Simandjutak, melalui coding bootcamp seseorang dari latar belakang apa pun dapat menjadi seorang progammer profesional yang dibutuhkan oleh industri, terlebih saat ini banyak perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi informasi yang bermunculan.

"Kebutuhan industri akan sumber daya manusia yang menguasai coding ini sangat banyak, tapi yang SDM tersedia masih sangat sedikit. Di situlah, kenapa coding bootcamp ini hadir sebagai partner dari industri," ujar dia ditemui oleh Cyberthreat.id  pada Kamis (5 Maret 2020).


Berita Terkait:


Menurut Amanda, saat ini institusi formal seperti SMK dan universitas tidak cukup memberikan apa yang dibutuhkan oleh industri. Ada kesenjangan antara lembaga pendidikan dan industri, terlebih industri dan teknologi berubah sangat cepat.

"Banyak lulusan dari kami yang sebelum masuk memang sudah S1 dan diploma. Namun, ketika lulus dari sana (kampus), ilmunya sudah agak basi, begitu. Jadi, tidak dipakai di industri, mereka memutuskan ikut coding bootcamp supaya mereka bisa belajar ilmu baru, bahasa baru, sehingga bisa dapat kerja," kata Amanda.

Berkaitan dengan hal tersebut, Amanda mengatakan lembaganya selalu menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri dan perubahan teknologi. Pihaknya pun selalu melakukan perubahan setiap dua bulan sekali.

"Kurikulum yang kami buat itu melihat apa yang dibutuhkan oleh industri, pasti kami buat," ujar dia.

Mengapa harus coding bootcamp?

Coding bootcamp adalah program pelatihan bahasa pemrograman dengan materi yang relevan untuk kebutuhan industri. Harapannya, peserta lebih banyak peluang untuk meningkatkan kemampuan dan potensi karier di masa depan.

Menurut Amanda, ada banyak program yang ditawarkan di coding bootcamp, mulai pemograman situs web, software, Android, atau iOS. Di Impact Byte, kata dia, siapa saja bisa belajar menjadi seorang programmer profesional dengan kemampuan full stack web application.

"Karena kami akan belajar dari awal Kami dulu ada mantan pemain bola yang ikut program kami karena ingin karier baru, bisa kok," kata dia.


Berita Terkait:


Durasi pelaksanaan program juga singkat untuk menjadi seorang junior developer, yaitu delapan minggu. Inilah yang membuat coding bootcamp menjadi program yang sangat efektif untuk belajar menjadi programmer secara cepat dengan biaya yang relatif murah yaitu Rp 25 juta dibandingkan kuliah selama empat tahun

Menurut Amanda, di lembagnaya, pada pekan pertama, peserta akan mempelajari dasar-dasar web seperti HTML dan CSS, serta software development seperti, Git dan GitHub, User Inteface (UI), dan algoritma dasar.

Pada pekan kedua dan sampai akhir mulai meningkat materi yang diajarkan, seperti pengembangan front-end dan back-end dengan jQuery, REST API, Node.js, dan Agile. Kemudian, pada pekan ketujuh dan kedelapan, peserta akan ditantang bekerja sama dalam tim untuk mengembangkan suatu produk digital dan mempresentasikannya di depan para perusahaan rekanan yang bekerja sama dengan Impact Byte.

"Di sini perusahaan yang tertarik dengan skill mereka, tentu akan merekrut mereka," ujar Amanda.

Untuk pembelajaran, peserta praktik langsung dan dibantu oleh beberapa pengajar yang selalu bisa diajak berdiskusi. Kelas biasanya hanya terdiri atas 15–20 orang sehingga belajar menjadi lebih fokus. "Materi kami hanya 20 persen, sisanya kami gunakan untuk praktik langsung," kata dia.

Langsung direkrut

Amanda mengatakan, banyak lulusan SMK yang lebih memilih untuk mengikuti coding bootcamp  karena biaya lebih murah ketimbang kuliah di jurusan informatika selama empat tahun. "Lulusan kami 88 persen dapat kerja sebulan setelah lulus dari bootcamp," ujar dia.

Amanda mengatakan, Impact Byte juga menyerap peserta perempuan dan berkebutuhan khusus atau difabel dengan biaya khusus. Kesempatan perempuan dan difabel untuk bekerja di bidang teknologi, menurut dia, sangatlah besar. “Karena di industri ini perempuan dan difabel masih sangat sedikit orangnya. Jadi, itu merupakan suatu kesempatan yang menjanjikan," kata dia.[]

Redaktur: Andi Nugroho