Kasus Covid-19 di Sumut Melonjak, Pusat dan Daerah Beda Data
Cyberthreat.id - Sumatera Utara mengalami lonjakan kasus pasien yang terinfeksi virus corona. Namun, situs resmi nasional covid19.go.id menyajikan data yang berbeda dengan situs pemerintah daerah.
Diakses pada Kamis pagi (9 April 2020), situs covid19.go.id menyebutkan ada 59 kasus terkonfirmasi di Sumatera Utara, 4 diantaranya meninggal dunia dan belum ada yang sembuh. Data itu berdasarkan pembaruan terakhir pada 8 April pukul 15.40 WIB.
Ada pun di situs pemerintah daerah yang beralamat di http://covid19.sumutprov.go.id disebutkan, kasus positif berjumlah 84 orang (55 PCR tes, 29 tes cepat atau rapid test). Dari jumlah itu, 7 orang meninggal dunia dan 8 lainnya dinyatakan sembuh.
Data di situs web pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Sehari sebelumnya, juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumatera Utara, Mayor Kes Whiko Irwan mengatakan kasus positif di Sumut sudah 76 orang, 53 diantaranya hasil pemeriksaaan PCR dan 23 oang hasil tes cepat.
"Tujuh orang pasien positif telah meninggal dunia daan 133 pasien dalam pengawasan atau PDP masih dirawat," kata Whiko dalam live streaming yang ditayangkan di akun Youtube Humas Sumut pada Selasa (7 April).
Selain itu, Whiko mengatakan pada 7 April ada enam orang yang sembuh menyusul dua orang yang sudah sembuh sebelumnya, sehingga totalnya menjadi delapan orang.
Belum diketahui pasti mengapa data yang disajikan situs nasional covid19.go.id berbeda dengan data pemerintah daerah.
Namun, pada 5 April lalu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengakui tidak sinkronnya data pusat dan daerah. Namun, Agus mengatakan tidak tahu dimana pangkal masalahnya.
Menurut Agus, BNPB bekerja di belakang layar mencatat semua laporan terkait kasus penyakit virus corona 2019 itu dari seluruh daerah. Namun mereka tidak bisa mempublikasikannya karena bukan juru bicara pemerintah.
"Kami punya data dua-duanya. BNPB kumpulkan data dari daerah dan Kemenkes, kami sandingkan. Tapi karena jubirnya Pak Yuri, jadi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kami publikasikan," kata Agus.
Agus mengungkapkan, pihaknya juga kesulitan mendapatkan data dari Kementerian Kesehatan.
"Betul, masih banyak yang tertutup," kata Agus Wibowo dalam diskusi online yang diunggah akun Youtube Energy Academy Indonesia, Minggu (5 April 2020)
Menurut Agus, suplai data dari Kemenkes ke BNPB yang memimpin Gugus Tugas Penanganan Covid-19 sangat terbatas sehingga belum bisa menghasilkan data yang lengkap dan terbuka.
"Itu memang salah satu kendala saat ini," kata Agus.
"Saya juga baru tahu kalau Kementrian kesehatan itu tiap hari melaporkan data ke WHO itu nomor, jenis kelamin, umurnya, sama statusnya seperti apa. Baru tahu juga kalau ada data seperti itu," kata Agus.
Sebelumnya, kepada Cyberthreat.id Agus mengatakan pihaknya juga sedang menyiapkan peta sebaran Covid-19 nasional yang terpadu dengan data hingga level kelurahan untuk ditayangkan di situs covid19.go.id.
“Masih dikembangkan,” ujar Agus saat dihubungi Cyberthreat.id, Senin (30 Maret 2020).[]
Berita terkait: