Reaksi Ariel Noah Saat Tahu Ada Situs Corona Covid19.go.id

Ariel Noah | Foto: Dokumen pribadi via Instagram

Cyberthreat.id - Musisi Ariel NOAH mengaku dirinya baru tahu soal keberadaan situs covid19.go.id yang dibuat oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-29 di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Terus terang saya baru tau kemarin bahwa ada website ini https://www.covid19.go.id/, untuk yang belum tahu sangat berguna buat saya untuk mencari informasi yang benar seputar perkembangan covid19 di Indonesia saat ini,” tulis Ariel di akun Instagramnya pada Jumat (27 Maret 2020).

Seperti diketahui, situs itu diluncurkan pada 18 Maret lalu dan disebut sebagai informasi satu pintu bagi masyarakat dan menjadi rujukan bagi media dalam melaporkan perkembangan penanganan wabah virus corona di Indonesia.

Kata Ariel, hal yang disukainya dari situs itu adalah adanya kanal khusus yang memuat klarifikasi berita palsu yang disebut 'Hoax Buster'.

“Yang paling saya suka di website ini adalah ‘Hoax Busternya’, (saya gak ngerti kenapa juga masih ada orang yang mau bikin hoax saat keadaan genting seperti ini),” kata Ariel.

Ariel juga tak lupa mengingatkan agar masyarakat Indonesia kompak menghadapi wabah virus corona.

“Saudara satu bangsa semoga kita ‘KOMPAK menghadapi virus ini. Yang terpaksa masih harus bekerja di luar, semoga terhindar dari bahaya virus ini, yg tdk punya keperluan mendesak, kita di rumah aja ya,” ujarnya.


Kanal Hoax Buster di situs covid19.go.id

Selain soal 'hoax buster' situs covid19.go.id  menampilkan perkembangan harian persebaran virus corona di Indonesia.  Sayangnya, datanya belum rinci, hanya menampilkan hingga data agregat  provinsi.

Sebelumnya, Cyberthreat.id mewawancarai sejumlah warga tentang sejauhmana pengetahuan mereka terhadap situs web pemerintah yang menyajikan data dan informasi tentang penanganan virus corona.

Hasilnya, sebagian tidak tahu jika ada situs web khusus soal ini. Tidak semua memang. Ada juga yang tahu, namun kesulitan mencari informasi tentang perkembangan di daerahnya.

Hal itu disampaikan Aulia Rahman, 23 tahun, seorang barista di Banten. Menurutnya, dirinya mengandalkan informasi dari media online.

Aulia pernah beberapa kali membuka situs web covid19.go.id. Namun, menurutnya, situs itu kurang interaktif dan kurang lengkap memberikan informasinya. Sebab, data sebaran virus corona yang ditampilkan hanya level provinsi, tidak ada detail jumlah di kabupaten atau kecamanan mana saja di provinsi itu yang warganya telah terinfeksi virus corona.

Di situs itu, tidak ada pula tautan link ke situs milik pemerintah daerah.

"Seharusnya pemerintah itu punya satu website yang saling terhubung, jadi tidak banyak website pemerintah yang harus dibuka untuk cari informasi di daerah A,B, atau C," katanya.

"Kan akan lebih bagus kalau misalnya website itu satu saja, tapi sudah mencakup seluruh Indonesia, kalau mau tau soal daerah A, tinggak klik daerah A saja lalu muncul informasinya sampai ke kecamatan di daerah A," tambah Aulia.

Saat ini,  untuk mendapat data lebih rinci, seseorang yang tinggal di provinsi tertentu harus mengakses situs web provinsi yang datanya juga berbeda-beda. Situs milik Pemprov DKI yang beralamat di corona.jakarta.go.id, misalnya, menyajikan data sebaran virus corona hingga level kelurahan.  

Sedangkan situs milik Pemprov Jawa Timur yang beralamat di  infocovid19.jatimprov.go.id, hanya menampilkan data sebaran hingga level kabupaten. Akibatnya, masyarakat yang tinggal di kecamatan tertentu kesulitan untuk mendapatkan informasi apakah sudah ada kasus positif corona di wilayah tempat tinggalnya.

Ditanya tentang perbedaan data itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Agus Wibowo mengatakan bahwa standar dari data yang harusnya ditampilkan pada peta sebaran Covid-19 di tiap provinsi harusnya sampai desa, bahkan kalau perlu sampai level RT/RW.

“Harusnya sampai desa bahkan RT/RW kalau bisa,” kata Agus saat dihubungi Cyberthreat.id, Jumat (27 Maret 2020).

Menurutnya,pemprov yang menampilkan data hingga level kabupaten/kota atau kecamatan saja kemungkinan tidak memiliki data hingga kelurahan/desanya.

“Mungkin gak punya petanya [data terkait kelurahannya].” kata Agus.

Menurutnya, hanya Jakarta saja yang punya data hingga level ke kelurahannya.

“Iya susah, yang punya cuma Jakarta," kata Agus.[]

Berita terkait: