Kominfo Pesimis Soal Gerbang Internet Satu Pintu

Ilustrasi

Jakarta, Cyberthreat.id - Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Ferdinandus Setu, mengaku pesimistis dengan kemungkinan Indonesia bisa menerapkan gerbang internet internasional (international internet gateway) satu pintu, seperti halnya China.

“Tidak melihat kemungkinan itu karena tata kelola gerbang internet internasional di Indonesia sudah terlanjur multiple,” kata Ferdinandus,” ujar Ferdinandus saat ditemui Cyberthreat.id di Gedung Kemkominfo pada Kamis (13 Februari 2020).

“Kecuali dari awal sudah dijalankan, artinya kita kalau pun bilang one single gateway saat ini sudah susah, komitmen bisnisnya sudah tercipta,” tambah Ferdinandus.

Meskipun berat, Fernandus tak menutup kemungkinan hal itu bisa dilakukan. Hanya saja, kata dia, butuh persiapan matang untuk mewujudkannya.

“Untuk sekarang menjadikan internet satu pintu agak berat, mungkin sih mungkin, tapi butuh regulasi. Kami pikir jangan sampai berlebihan kalau kita lakukan sekarang, karena sudah terlambat jauh, tidak seperti Cina yang dari awal,” katanya.


Berita Terkait:


Sebelumnya, Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) Jamalul Izza mengusulkan agar Indonesia bisa menerapkan gerbang internet internasional satu pintu. Dengan begitu, penyedia layanan internet (ISP) akan lebih gampang memantau trafik atau lalu lintas jika terjadi sebuah serangan siber dari luar negeri. Masing-masing operator (ISP) pun tidak lagi punya banyak gerbang; jika terjadi insiden siber, antisipasi cepat bisa segera dilakukan.

Jamalul opitmistis hal itu bisa diwujudkan. Namun harus dipersiapkan dengan serius.

"Satu pintu bagus. Tapi, memang harus dipersiapkan dengan benar-benar siap. Soal spesifikasi keandalannya, rencana backup-nya seperti apa kalau mati," kata Jamalul saat berbincang santai dengan Cyberthreat.id di kantornya di Jakarta, Selasa (11 Februari 2020).

Secara sederhana, international gateway adalah semacam gerbang trafik internet dari Indonesia menuju ke dunia internasional atau sebaliknya. Di Indonesia, saat ini banyak pintu gerbang internasional yang dikelola oleh berbagai perusahaan, di antaranya Telkom, Indosat, dan Biznet.

"International gateway kita banyak, masing-masing punya Network Acces Point (NAP). Masing-masing operator besar itu punya gateway sendiri-sendiri. Berbeda dari negara China, misalnya, mereka punya satu internasional gateway,” kata Jamalul.

Jamalul berpendapat pintu gerbang internasional dari awal memang tidak diatur dalam sebuah regulasi. Ini sangat berbeda dengan Indonesia Internet Exchange (IIX).

Oleh karena itu, menurut dia, dengan banyaknya international gateway, upaya memonitor serangan yang masuk ke Indonesia akan lebih membutuhkan kerja keras.

“Istilahnya kalau rumah satu pintu lebih gampang kita ngejagain-nya. Kalau banyak pintu, bisa juga dijagain, cuma usahanya lebih banyak," kata Jamalul.[]

Editor: Yuswardi A. Suud