Alfons: Layanan Online Kemendagri Masih Banyak Error
Cyberthreat.id - Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh, baru-baru ini menyampaikan masyarakat bisa mengurus seluruh dokumen kependudukan, kecuali KTP-elektronik dan Kartu Identitas Anak (KIA), secara online lewat website https://layananonline.dukcapil.kemendagri.go.id dan aplikasi smartphone yang tersedia di Google Play Store.
Ini berarti, masyarakat dapat mengurus akta kelahiran, akta kematian, surat pindah serta Kartu Keluarga (KK) lewat layanan itu. (Baca: Cetak KK dan Akta Kelahiran Kini Bisa via Ponsel Pintar).
Sejauh mana efektivitasnya?
Pakar IT dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menceritakan pengalamannya. Menurut Alfons, dirinya masih mengalami sejumlah kendala saat mencoba menjajal layanan itu.
Ia mengatakan, saat proses pendaftaran dengan menginput sejumlah data, termasuk NIK, nama lengkap, jenis kelamin, nomor handphone, email dan sebagainya, dirinya mendapat pemberitahuan gagal mendaftar. Bunyinya,"Gagal. Nomor ponsel telah terdaftar."
"Padahal, jelas-jelas ponsel saya belum terdaftar," kata Alfons saat dihubungi Cyberthreat.id, Kamis (9 Juli 2020).
Alfons lantas mencoba lagi dengan memilih opsi "Forget Password" untuk mengganti kata sandi. Dengan opsi ini, seharusnya sistem akan mengirim kode untuk pemulihan kata sandi ke email atau nomor ponsel. Namun, lagi-lagi Alfons mendapat notifikasi gagal.
"Nah, kalau forget password kan harusnya password recovery-nya langsung otomatis (dikirim) ke email yang terdaftar. Tetapi, malah pesannya lebih aneh lagi. Muncul pemberitahuan prosesnya gagal dan diminta login kembali,"ujar Alfons.
Alfons pun berasumsi hal itu terjadi kemungkinan lantaran koneksi databasenya masih belum sempurna. "Belum terkoneksi dengan sempurna, tapi yang jelas masih sangat tidak lancar dan belum saatnya diluncurkan," tutur dia.
Perlu Diapresiasi
Karena masih belum sempurna, kata Alfons, seharusnya Kemendagri membuat situs web atau aplikasi versi Beta terlebih dahulu sebelum meluncurkannya ke publik. Nantinya, dalam versi Beta itu, pengembang bisa mengevaluasi dimana cacat atau kerentanan dari sistem tersebut.
"Dievaluasi masalahnya dimana, orang login bisa gak. Terus user-nya gimana, database-nya gimana. Nah, kalau sudah lancar pelan-pelan, mungkin ke Alpha version. Kalau sudah lancar, baru full version. Jangan belum apa-apa udah langsung diumumin," ujarnya.
Meski begitu, Alfons mengapresiasi terobosan yang dilakukan Kemendagri ini dalam menghadirkan layanan daring. Ia juga mendukung penuh untuk menyempurnakan sistem tersebut dengan memberikan sejumlah masukan, jika diminta.
Menurut Alfons, dengan terobosan tersebut Kemendagri bisa memangkas birokrasi yang panjang, juga memberantas calo.
"Layanan ini sangat luar biasa. Kita dukung, mau dikasih input, ya kita kasih input. Saya kasih lihat ini masih error-error. Tapi ga apa-apa, namanya bikin aplikasi pasti ada error dulu, yang penting itikadnya ada. Jadi, kalau misalnya ada error itu bisa diperbaiki," kata Alfons.[]
Editor: Yuswardi A. Suud