Kritik Ucapan Jubir Covid-19, Hacker Retas Situs Pemerintah
Jakarta, Cyberthreat.id – Peretas (hacker) menyerang situs web Kantor Informasi Perizinan Online milik Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Belum diketahui sejak kapan situs web yang beralamat di http://siprima.magelangkab.go.id diubah dengan tampilan gelap dan pesan kritis kepada pemerintah.
Saat diakses pada Rabu (1 April 2020) pukul 12.45 WIB, situs web masih dalam kondisi diretas. Peretas mengunggah sebuah potongan video saat Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto menggelar jumpa pers daring pada Jumat (27 Maret 2020).
Baca lainnya:
- Situs Disnaker Kabupaten Madiun Jadi Bulan-bulanan Hacker
- Wah, Foto Wanita Telanjang Muncul di Situs Disnaker Madiun
- Muncul Foto Telanjang, Situs Web Disnaker Madiun Diperbaiki
Dalam video berdurasi 36 detik itu, Yurianto membuat pernyataan publik, seperti transkripsi di bawah ini. Belakangan hari, tautan-tautan dari media daring yang mengutip omongan jubir pemerintah itu menjadi viral di media sosial. Sebagian besar warganet mengomentari pernyataan itu tidak tepat dan relevan. Yurianto pun membuat klarifikasi atas ucapannya dan mengatakan tidak bermaksud merendahkan masyarakat miskin.
“Kalau ini bisa kita lakukan bersama-sama. Dimana semua orang berusaha saling melindungi. Yang sakit melindungi yang sehat agar tidak tertular oleh penyakitnya. Yang sehat melindungi yang sakit agar tidak keluar dari rumah dan melakukan kegiatan yang tidak perlu diluar rumah.”
“Kemudian yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar. Dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya. Ini menjadi kerja sama yang penting,” tutur Yurianto.
Menanggapi pernyataan tersebut, di bagian bawah transkripsi itu, peretas menuliskan, “Jangan bedakan si miskin dan si kaya. Penyakit tidak kenal kasta,” tulis peretas yang menamakan dirinya Chu404.
Di halaman itu, peretas juga mencantumkan rekan sesama peretas seperti ClownTerror072, R0n7x, Black_XI2, Lee7, Zeyland7, Chu404, TumanGanzz, Ghz7, T1D4K D1K3N4L, Sunday7, Zx'Phoenix, L4NC34, Gatra, Yazz, dan and You.
Dari sederetan nama peretas itu, salah satunya adalah peretas yang mengubah tampilan tiga subdomain situs web Dewan Pers, yaitu “T1D4K D1K3N4L”. (Baca: Tiga Subdomain Situs Dewan Pers Terkena Deface)
Situs web pemerintah memang sangat rentan dieksploitasi peretas. Kebanyakan peretas melaukan serangan siber berupa mengubah tampilan atau seringkali disebut website defacement.
Sebelumnya, Pakar Forensik Digital dari Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Yudi Prayudi, sudah mengingatkan tentang masih lemahnya pengelolaan situs-situs web milik pemerintah.
Berita Terkait:
Menurut Yudi, umumnya pemerintah tak memiliki administrator atau pengelola khusus situs web yang dibuat. "Jika ada admin, biasanya admin juga kurang paham soal web security sehingga [situs web pun] mudah disusupi hacker," kata kepala pusat studi forensik digital UII itu, Januari lalu.
Menurut Yudi, membuat situs web memang mudah, tapi terkadang aspek keamanannya diabaikan. "Sering dijumpai laman resmi dikelola oleh web developer yang tidak paham tentang keamanan dunia maya," kata dia.[]