Lebih dari 22.000 Malware Berkeliaran di Indonesia
Jakarta, Cyberthreat.id – Jumlah serangan perangkat lunak jahat (malicious software/malware) yang masuk dan terdeteksi di Indonesia mencapai 22.750 sepanjang 2019.
Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Aries Wahyu Sutikno, mengatakan, serangan malware tersebut terdeteksi di 53 sensor Honeynet Project milik BSSN.
"Malware ini ada yang jenis lama dan ada yang jenis baru juga," ujar Aries dalam laporan tahunan bertajuk Deteksi Serangan Siber Honeynet Tahun 2019 di Jakarta, Selasa (25 Februari 2020).
Aries juga menerangkan, BSSN juga memiliki bank malware yang berisi sekitar 2,7 juta malware. Dari jumlah tersebut, terdapat 3.000 malware unik dan hingga kini baru dianalisis 100-an malware. Aries tak menjelaskan lebih jauh mengapa hanya 100-an malware yang baru dianalisis.
Berita Terkait:
- Emotet, Si Dropper Trojan Paling Mahal dan Merusak
- 2019, Serangan Siber di Indonesia Terdeteksi 98 Juta Kali
- Analis BSSN: Indonesia Masih Rawan Serangan WannaCry
- Emotet Merajai 10 Top Malware Sepanjang 2019
- Kota Frankfurt Matikan Jaringan TI Usai Diserang Emotet
Sebelumnya, dalam diskusi internal di kantor redaksi Cyberthreat.id, Analis Senior Ancaman Intelijen BSSN, Zendy Agung, mengatakan, salah satu malware yang telah masuk di Indonesia adalah Emotet.
Kampanye malware Emotet itu terdeteksi sejak 2018 menyerang kampus-kampus di Indonesia.
Tim deteksi ancaman BSSN terakhir melaporkan ke institusi/lembaga yang terkena serangan Emotet pada November-Desember 2019.
Menurut Zendy, serangan Emotet di Indonesia menargetkan individu, pemerintah, e-commerce, industri yang menggunakan situs web sebagai media promosi, dan “Paling banyak di sektor akademik,” kata dia. Kampus-kampus yang terkena tersebut berada di Jawa dan Bali.
“Di Jawa ada antara 10-30 kampus. Itu kampus negeri dan swasta, bahkan SD/SMP/SMA yang punya situs web juga jadi sasaran,” kata Zendy. Namun, ia enggan membeberkan nama-nama kampus yang menjadi korban Emotet.
Zendy mengatakan, serangan Emotet di Indonesia tidak dalam kapasitas mencuri informasi sensitif, tapi sebatas sebagai pendaratan halaman situs web (landing page) yang terinfeksi Emotet.
Serangan malware Emotet ini, menurut dia, lebih berbahaya dibandingkan ransomware lantaran Emotet bersifat membawa muatan (payload).[]
Redaktur: Andi Nugroho