Investasi Sektor Cybersecurity Nasional Saatnya Dilakukan

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Jakarta, Cyberthreat.id - Ketua Komisi 1 DPR RI, Meutya Hafid, mengatakan, Indonesia membutuhkan investasi di bidang keamanan siber (cybersecurity). Menurut dia, Indonesia perlu belajar dari kasus serangan siber ransomware WannaCry pada 2017 menyerang dua rumah sakit di Jakarta.

Melihat kasus tersebut, Meutya mengatakan, persiapan Indonesia pada teknologi dan sumber daya manusia di bidang keamanan siber masih belum maksimal. Oleh karenaya, perlu ada investasi guna memperkuat keamanan siber nasional.

“Saat ini kita tengah banyak membangun aplikasi, ekonomi digital, semuanya harus dikuatkan dengan cybersecurity,” ujar Meutya di sela-sela diskusi bertajuk "Internet dan Tantangan Perlindungan Privasi Data" yang digelar ELSAM di Jakarta, Kamis (21 November 2019).


Berita Terkait:


Ia mengharapkan perusahaan teknologi dari luar juga tidak hanya menggunakan Indonesia sebagai pasar, tetapi juga turut berinvestasi dalam hal teknologi keamanan siber.

“Ini tidak menutup kemungkinan akan ada pertukaran gagasan dan juga pertukaran teknologi di bidang cybersecurity,” kata dia.

Terpisah, pada kesempatan sebelumnya, Ketua Komunitas Honeynet Project Indonesia, Charles Lim, mengatakan, pendidikan keamanan siber (cybersecurity) perlu dimulai sejak dini. Ini mengingat generasi muda sekarang telah bersentuhan dengan dunia internet lebih awal.


Berita Terkait:


Terlebih, berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2018, mayoritas pengguna internet di Indonesia berusia antara 15-19 tahun (90 persen dari 171,17 juta).

Charles yang juga akademisi mengatakan, anak-anak bisa dikenalkan dunia pemrograman dan koding sejak dini karena bertujuan untuk mencetak banyak programmer yang andal di Indonesia.


Berita Terkait


Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (CISSReC) Pratama D. Persadha juga menuturkan, bahwa Indonesia harus punya sistem dan tools keamanan sendiri. Pratama mengatakan, talenta-talenta di bidang keamanan siber lokal cukup banyak tersedia dan belum diberdayakan.

Oleh karenanya, “Indonesia sudah harus mulai untuk mendidik anak-anak untuk menjadi ahli cybersecurity. Tak hanya itu, diperlukan kerja sama antar stakeholder untuk meningkatkan standar keamanan siber,” Pratama menambahkan.

Redaktur: Andi Nugroho