Kebijakan Upload KTP Dipertanyakan, Ini Kata Taksi BitCar

Kebijakan Upload KTP Dipertanyakan, Ini Kata Taksi Bitcar

Cyberthreat.Id - Kebijakan perusahaan taksi online BitCar yang meminta calon penggunanya mengunggah foto KTP berikut nomor NIK saat mendaftar lewat aplikasi BitCar, menuai pertanyaan dari sejumlah netizen. Kebijakan itu dinilai rawan di tengah mencuatnya isu kebocoran dan jual beli data pribadi.

Kebijakan itu juga sangat berbeda dengan registrasi pada aplikasi Gojek atau Grab yang cukup hanya menggunakan nomor ponsel dan email.

Saya takut menggunakan bitcar. Data pribadi yaitu KTP/PASPOR berpotensi disalahgunakan. Selain itu drivernya ex driver gojek/grab yg akunnya kena suspen. Mungkinkah akunnya disuspen karena drivernya berbuat baik dan jujur…???,” tulis pemilik akun Twitter @andrio_oji setelah membaca berita dari Cyberthreat.Id pada 2 Agustus 2019.

Merespon pertanyaan itu, akun Twitter @BitcarIndonesia milik BitCar Indonesia mengatakan hal itu dilakukan semata untuk menjaga keamanan user dan driver mitra BitCar.

“BitCar menjaga keamanan user & driver. Data driver & kendaraan wajib sesuai data aslinya, demikian juga user utk upload ID. Tapi bila saat ini keberatan, kami tdk menjadikn sbg keharusan. Tapi pd saat user mencairkan bonus referralnya, maka user wajib meng-upload id-nya,” tulis BitCar Indonesia.

Pencairan bonus refferal yang dimaksud adalah bonus yang diberikan kepada penumpang yang berhasil mengajak calon penumpang lain untuk turut serta menggunakan aplikasi BitCar.

Baca juga: Taksi Online Bitcar Beri Komisi ke Penumpang dan Pengemudi

Tentang BitCar yang dikelola oleh eks mitra Grab dan Gojek yang pernah disuspend, BitCar mengatakan tidak semua driver yang di-suspend karena mereka salah.

Saat dihubungi kembali oleh Cyberthreat.Id  pada 2 Agustus 2019, Chief Operational Officer BitCar, Christiansen Wagey menjelaskan lebih jauh tentang kebijakan meminta pengguna untuk upload KTP tersebut.

Kata dia, selama ini banyak kejadian kriminal tidak hanya dialami oleh pengemudi, tapi juga oleh penumpang. Dari sisi pengemudi, kata dia, BitCar menjaga reputasi pengemudi agar sesuai dengan data yang ada di aplikasi.

Sebab, kata dia, tak sedikit di lapangan pengemudi berbeda dengan namanya di aplikasi.

“Jadi ini semata-mata untuk safety, bila terjadi apa-apa (tindakan kriminal atau lainnya), mudah untuk melacaknya,” ujar Christiansen, mantan pengemudi Grab ini.

Christiansen tak menutup mata dengan fakta penyebaran data pribadi di internet, termasuk jual beli data. Ia menjamin BitCar akan mengikuti regulasi yang ada di Indonesia.

“Kami mengikuti aturan, kami tidak akan sebarkan (data pribadi pengguna) itu sebab sebuah privasi. Apa pun regulasi di Kementerian Kominfo dan Kementerian Perhubungan kami mengikutinya,” kata dia.

Christiansen juga mengatakan, untuk penyimpanan data akan dilakukan di dalam negeri dan dilakukan oleh pihak ketiga yang telah ditunjuk.

Security data menjadi konsen kami, meskipun kami berlisensi dari Malyasia, data tetp menjadi konsen kami, saya menjalankan perusahaan ini tetap dengan panduan regulasi di Indonesia,” kata dia.

Seperti diketahui, taksi online BitCar berencana beroperasi awal Agustus 2019. Tahap awal, BitCar telah menyiapkan 1.000 pengemudi. 

Untuk sementara, kata Christiansen, BitCar baru menyediakan layanan taksi. Rencana, awal 2020 barulah BitCar berekspansi untuk merekrut pengemudi roda dua alias ojek.

Ketika dicoba pada 6 Agustus 2019, aplikasi itu belum dapat digunakan. Setelah lokasi penjemputan dan lokasi tujuan dimasukkan, muncul tulisan yang menyatakan “pengemudi tidak tersedia.”[]