Tren Musik Streaming Podcast

Spotify Menggila, Panen Pelanggan dan Pendapatan Triliunan

Foto: Daniel Ek, Spotify

Jakarta, Cyberthreat.id - Juni lalu, Spotify menjadi sorotan berbagai media dunia, saat mengumumkan kesepakatan dengan perusahaan milik Barak Obama dan Michelle Obama, Higher Ground Production. Belakangan, Jumat (2 Agustus 2019) mereka juga jadi perhatian dunia setelah mengumumkan bahwa pendengar layanan musik streaming podcast Spotify kini melejit.

Hal itu diungkapkan pihak Spotify dalam laporan terkini berdasarkan pencapaian kuartal-II tahun 2019. Dibandingkan kuartal pertama, kini mereka mencatat kenaikan pendengar lebih dari 50 persen. Tentu saja, pencapaian ini mendekati dua kali lipat jika dibandingkan enam bulan pertama tahun ini.

Ditengarai, meningkatnya peminat podcast di Spotify tidak lepas juga dari beberapa keputusan bisnis yang telah mereka ambil. Salah satunya adalah keputusan mengakuisisi beberapa jaringan podcast, termasuk Anchor dan Gimlet Media. 

Terlebih lagi, dengan kedua jaringan itu, mereka bisa menciptakan alat yang membantu para kreator dapat lebih leluasa dalam berkreasi hingga mempublikasikan hasil karya mereka, dan juga menangguk uang dari sana.

Spotify sendiri terbilang berani saat memutuskan untuk mengeluarkan uang hingga USD500 juta atau sekitar Rp7 triliun, terutama ketika mengakuisisi Gimlet Media. Namun keberanian itu ditengarai tak lepas dari analisis matang pihak Spotify sendiri.

CEO Spotify Daniel Ek sudah meramalkan bahwa sekitar 20 persen dari total pendengar Spotify akan mendengarkan podcast. Maka itu, mereka memberikan perhatian ekstra terhadap bisnis podcast, dan ramalan tersebut kian menunjukkan buahnya. 

Maka itu, selain mengakuisisi Gimlet Media dan Anchor, mereka juga berani melebarkan sayap dengan mengakuisisi Parcast. 

Sementara kerja sama dengan perusahaan milik Obama, Higher Ground Production, dikabarkan akan berlangsung lama. Dalam beberapa tahun, berdasarkan kesepakatan kerja sama tersebut, kedua pihak akan merilis platform streaming podcast secara eksklusif. 

Langkah ini diambil pihak Spotify tentu saja berangkat dari pertimbangan matang. Mereka melakukan langkah tersebut untuk memastikan pelanggan mereka tetap bertahan dengan Spotify, dan pelanggan tidak punya alasan untuk beralih ke platform lain.

Dari sisi pendapatan, setelah berbagai keputusan bisnis itu diambil, melansir The Verge, Spotify mencatat pendapatan dari pelanggan premium hingga 1,5 miliar euro, sekitar Rp 23,3 triliun, atau naik 31 persen secara year on year (YoY).

Sedangkan dari pengguna non-premium, atau pengguna yang tidak diwajibkan membayar, tetap menyumbang 165 juta euro atau setara Rp2,5 triliun, yang didapat dari hasil iklan.

Kini pengguna Spotify mencapai 108 juta pelanggan premium. Artinya, mereka mengalami kenaikan hingga sembilan persen. Sementara jika ditotal, pengguna aktif mereka mencapai 232 juta atau meningkat tujuh persen. []