Cloud, Keterampilan Digital yang Paling Dibutuhkan di Asia Pasifik pada 2025

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Cyberthreat.id – Sebuah riset menyebutkan sekitar 800 juta pekerja pekerja di Asia Pasifik akan menggunakan keterampilan digital pada 2025.

Angka itu meningkat lantaran saat ini hanya 149 juta pekerja yang membutuhkan tujuh keterampilan digital baru untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi. 

Penguasaan terhadap teknologi cloud adalah salah satu yang sangat dibutuhkan di masa depan. Karena, di sisi lain, bisnis akan cenderung menghadapi kekurangan talenta digital, terutama pada aspek pengelolaan data, cloud, dan keamanan siber apabila tidak menyiapkan sejak sekarang.

Demikian penelitian dari Amazon Web Services (AWS) menyurvei 3.196 responden di enam pasar Asia Pasifik, termasuk Australia, Korea Selatan, India, Jepang, dan Indonesia, seperti dilansir ZDNet, yang diakses Jumat (25 Februari 2021).


Sumber: AWS


Sebagai contoh, Singapura diperkirakan butuh 1,2 juta pekerja digital pada 2025, naik 55 persen dari 2020. Termasuk  pekerja non-digital dan pendatang baru yang perlu meningkatkan kembali keterampilannnya  di dunia kerja, tulis survei AWS terhadap 500 pekerja digital di negara tersebut.

Pada 2025, menurut survei itu, pekerja di kawasan itu akan membutuhkan 6,8 miliar keterampilan digital untuk menjalankan pekerjaan mereka, naik dari 1 miliar saat ini.

Untuk meningkatkan kemampuan kerja mereka, laporan tersebut mencatat, siswa di seluruh Asia Pasifik saat ini harus dididik dalam keterampilan digital yang diproyeksikan untuk melihat lonjakan permintaan terbesar, khususnya, kemampuan dalam merancang dan menyempurnakan arsitektur cloud baru.

Permintaan akan keterampilan semacam itu di wilayah tersebut diperkirakan akan naik 36 persen selama lima tahun ke depan dan ini pertumbuhan tertinggi di antara semua keterampilan digital.

Sementara, Australia memiliki proporsi tertinggi karyawan yang menggunakan keterampilan digital saat ini, sebesar 64 persen, diikuti  Singapura sebesar 63 persen dan Korea Selatan sebesar 62 persen. Jepang membebani 58 persen, dibandingkan dengan Indonesia 19 persen dan India 12 persen.

Singapura memimpin

Bagaimana pun, Singapura memimpin kelompok dengan proporsi pekerja tertinggi (22 persen) yang menggunakan perangkat keterampilan digital tingkat lanjut, seperti desain arsitektur cloud, diikuti oleh Korea Selatan (21 persen) dan Australia (20 persen).

Di Indonesia dan Korea Selatan diperkirakan akan tumbuh paling cepat terkait keterampilan pembuatan konten digital.

Sementara, Jepang diperkirakan akan melihat lonjakan permintaan tertinggi sebesar 30 persen untuk keterampilan cloud tingkat lanjut, seperti memigrasikan lingkungan lokal lama organisasi ke arsitektur berbasis cloud.[]