Talenta Digital Wajib Kuasai Ini, Untuk Buka Potensi Ekonomi Digital
Cyberthreat.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengungkapkan bahwa talenta digital harus kuasai Artificial Intelligence, Big Data, dan Cloud Computing (ABC) untuk membuka potensi pasar ekonomi digital Indonesia.
“Kita perlu mempersiapkan kebutuhan SDM digital nasional dengan kecakapan digital yang dibutuhkan di masa kini dan masa depan, yang dikenal dengan The ABC yaitu Artificial Intelligence, Big Data, dan Cloud Computing,” ujar Johnny dalam keterangan pers yang diterima, Jumat (1 Juni 2022).
Johnny mengatakan, selain meningkatkan kecakapan digital melalui The ABC, talenta Indonesia juga perlu antisipasi perkembangan Metaverse dengan keterampilan digital. Hal itu diyakini akan menjadikan Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi inovasi dan produk luar negeri, tetapi menjadi pemain di negeri sendiri.
“Dengan berbagai peluang tersebut sudah sepantasnya kita mempersiapkan SDM atau talenta digital dengan keterampilan yang dibutuhkan saat ini, yang dibutuhkan oleh industri setidaknya saat ini,” Kata Johnny.
Seperti diketahui, ekonomi digital menjadi salah satu tulang punggung perekonomian dan perangkat utama dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri adanya pandemi Covid-19 telah mengakselerasi pertumbuhan sektor health technology, education technology, online media, online travel, jasa keuangan digital, transportasi dan sebagainya.
Johnny menyebutkan, valuasi ekonomi digital Indonesia pun mengalami peningkatan secara konsisten, pada tahun 2020 sebesar Rp675 Triliun dan naik menjadi Rp1.005 Triliun pada tahun 2021. Bahkan, Pertumbuhan ini diproyeksi mencapai Rp2.096 Triliun pada tahun 2025 dengan compound annual growth rate sebesar 20 persen. Bahkan mencapai Rp4.531 Triliun pada tahun 2030 mendatang setara dengan 42 persen dari digital ekonomi ASEAN.
Tidak hanya itu saja, sektor ekonomi digital juga menunjukkan kontribusi yang meningkat terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia, yakni sebesar 2,9 persen di tahun 2019, 4 persen di tahun 2020. Pertumbuhan ini diproyeksikan akan terus meningkat hingga 18,8 persen pada tahun 2030.
Untuk mendukung hal ini, Johnny mengatakan sudah banyak upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kontribusi sektor digital terhadap GDP nasional. Oleh karena itu, berbagai peluang yang ada sudah sepantasnya Indonesia mempersiapkan SDM talenta digital dengan keterampilan yang dibutuhkan di era digital saat ini.
“Nah, strategi program literasi digital nasional untuk mendukung percepatan ekonomi digital Indonesia yang kita diskusikan hari ini, sangat selaras dan dalam tarikan nafas yang sama dengan Kominfo yang justru sedang mempersiapkan talenta digital nasional,” kata dia.
Ia mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan talenta digital namun hal itu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Ia berharap seluruh komponen masyrakat dapat berkontribusi dalam penyiapan talenta digital ini.
Johnny menambahkan, selama Covid-19 tahun 2020 dan 2021, tantangan perekenomian yang cukup besar di seluruh dunia, hampir semua sektor mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif, sektor informasi dan komunikasi justru bertumbuh dengan pesat.
“Untuk itu, tentu kita perlu melakukan banyak hal apalagi di era sekarang di mana akselerasi transformasi digital memberikan potret-potret dan gambaran-gambaran yang cukup sukses,” tutup dia.