Layanan Darurat 112 Sering Diganggu Penelepon Iseng

Ilustrasi | Foto: Unsplash

Cyberthreat.id – Tahu atau pernah dengar Layanan 112? Jika belum tahu, layanan ini layaknya nomor darurat 911 di Amerika Serikat.

Layanan tersebut saat ini dibuat per kabupaten/kota. Anda bisa melaporkan apa saja ke nomor darurat tersebut, mulai kebakaran, pencurian, hingga persoalan layanan publik.

Sebagai layanan umum gratis, tak jarang para petugas yang menerima laporan mendapatkan gangguan. Alih-alih gangguan serangan siber, justru petugas menerima telepon iseng.

"Karena layanan 112 ini gratis, masyarakat itu suka iseng dengan bertanya, apalagi di call center ini kan petugasnya perempuan ya. Jadi, iseng-iseng gangguin. Kadang, cuma untuk tes telepon," tutur Kasubdit Infrastruktur Keperluan Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Harapan Takaryawan kepada Cyberthreat.id, Rabu (25 November 2020).


Berita Terkait:


Ia mengatakan, layanan 112 sejauh ini belum pernah mendapatkan serangan siber, seperti TDoS, karena pihaknya rutin melakukan monitoring terhadap sistem layanan. (Baca: Mengenal Serangan TDoS yang Jarang Diketahui Publik)

Ia mengatakan, sistem layanan 112 tidak terpusat, tapi terbagi ke tiap-tiap daerah. Jika terjadi serangan siber ke satu sistem panggilan di daerah tertentu, daerah lain tidak akan terdampak.

Berkaitan dengan gangguan iseng itu, Kemenkominfo berencana menindak setiap penelepon iseng. "Kami mengharapkan agar layanan darurat 112 tidak dibuat untuk mainan, iseng dll. Kami ingin melakukan penertiban dan mengetahui mana yang benar serius, dan mana yang hanya iseng saja. Nanti akan kami tindak lanjuti," ujar dia.

Ia menyarankan agar layanan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat bila terjadi hal-hal yang mencurigakan, dianggap berbahaya, dan mengancam nyawa.

Petugas yang menerima laporan, menurut dia, akan meneruskannya pada pihak-pihak yang bisa menangani kondisi darurat tersebut.

Layanan 112  dibuat oleh Kemenkominfo dengan berdasarkan pemetaan wilayah kabupaten/kota. Saat ini layanan ini sudah ada di 64 kota di Indonesia dan diharapkan dapat tersedia seluruh Indonesia.[]

Redaktur: Andi Nugroho