Retas 130 Akun, Hacker Twitter: Saya Tak Bersalah

Graham Ivan Clark alias Kirk (17) asal Tamba Bay, Florida ditangkap Jumat (31 Juli 2020). Aparat hukum mendakwanya 30 tuduhan dalam peretasan massal akun Twitter pada 15 Juli 2020. | Foto: Hillsborough County Sheriff's Office | Twitter| Tampa Bay Times

Cyberthreat.id – Graham Ivan Clark alias Kirk mengatakan pada Selasa (4 Agustus 2020), bahwa dirinya tak bersalah atas 30 dakwaan terkait tindak pidana penipuan seperti yang diajukan jaksa penuntut umum.

Ia mengatakan hal itu di depan Hakim Christopher Nash yang mengadili kasusnya atas dakwaan peretasan 130 akun Twitter, di antaranya akun terverifikasi dari kalangan tokoh-tokoh publik, seperti Bill Gates, Elon Musk, dan Kanye West.

Pada Rabu (5 Agustus), remaja laki-laki 17 tahun asal Florida itu juga dijadwalkan menghadapi persidangan lagi atas dakwaan permintaan US$ 750.000 obligasi dan pembebasannya, demikian seperti dikutip dari Reuters, Rabu.

Sementara itu, rekannya Mason Sheppard, lelaki asal Inggris berusia 19 tahun dan Nima Fazeli, lelaki 22 tahun asal Florida juga didakwa membantu Clark dalam peretasan massal itu, kata Departemen Kehakiman.


Baca:


Sheppard alias Chaewon didakwa melakukan penipuan kawat dan pencucian uang, sedangkan Fazeli alias Rolex didakwa membantu dan bersekongkol dalam kejahatan.

Saat meretas pada 15 Juli lalu, akun-akun terkenal itu meng-tweet penawaran investasi cryptocurrency, yang sebetulnya penipuan.

Akun-akun yang dibajak tersebut sama-sama meminta sumbangan dalam bentuk cryptocurrency. “Anda mengirim US$ 1.000, saya mengirimi Anda kembali US$ 2.000,” demikian sebuah tweet di akun Bill Gates, Rabu (15 Juli 2020) malam waktu setempat.


Baca:


Sebelum tweet penipuan itu dihapus, catatan blockchain yang tersedia untuk umum menunjukkan para penipu (scammer) tersebut telah menerima cryptocurrency senilai lebih dari US$ 100.000, tulis Reuters.[]