Travelex Akhirnya Bayar Hacker US$ 2,3 Juta dalam Bitcoin

Gerai Travelex | Foto: bankinfosecurity.com

Cyberthreat.id – Travelex, perusahaan pertukaran mata uang asing asal London, yang diserang ransomware Sodinokibi pada Malam Tahun Baru 2020, akhirnya membayar uang tebusan kepada peretas (hacker).

Dalam laporan Wall Street Journal, seperti dikutip The Next Web, Kamis (9 April 2020), menyebutkan, perusahaan membayar peretas sebesar US$ 2,3 juta dalam bentuk Bitcoin (BTC). “[Pembayaran] ini demi mendapatkan kembali akses ke sistem komputernya,” tulis TNW.

Perusahaan yang bermarkas di London itu memutuskan untuk membayar 285 BTC berdasarkan saran para ahli. Namun, mereka tetap menggandeng pemerintah (seperti polisi metropolitan London) dan mitra lain selama proses pemulihan.

Operasi Travelex mengalami kelumpuhan layanan selama Januari lalu baik situs web, aplikasi, maupun jaringan internal. Mereka juga sempat menghentikan pengiriman uang tunai ke bank-bank besar di Inggris, termasuk Barclays dan Lloyds.


Berita Terkait:


Pada saat itu, menurut BBC, penyerang menuntut uang tebusan Bitcoin senilai US$ 6 juta untuk membuka kunci sistemnya.

Situs web Travelex kini telah aktif kembali. Travelex merupakan perusahaan pertukaran valas yang menyediakan mata uang asing secara online dan layanan penukaran over-counter (OTC) di lebih dari 27 negara. Mereka juga memiliki koneksi dan ikatan dengan bank-bank terkenal, salah satunya Tesco Bank.

Pada 31 Desember 2019, Travelex terinfeksi malware yang disebut REvil. Akibat serangan itu, jaringan perusahaan dan data pelanggan terenkripsi oleh ransomware. Perusahaan mengklaim tidak ada data pelanggan yang diicuri peretas dalam serangan siber tersebut.

“Kami sedang melakukan analisis forensik yang luas dengan penasihat ahli kami dan penyelidikan sedang berlangsung. Sampai saat ini tidak ada bukti bahwa ada data yang meninggalkan organisasi,” kata Travelex.

Namun, aktor Sodinokibi justru mengklaim bahwa kelompoknya telah mengambil data dan akan menjual data curian tersebut jika uang tebusan tidak segera dibayar, seperti diberitakan BleepingComputer.