Huawei Klaim Perangkatnya Tak Pernah Alami Pelanggaran Siber
Cyberthreat.id – Huawei Technologies mengklaim bahwa selama tiga dekade terakhir perusahaan beroperasi, perangkat telekomunikasinya tak memiliki masalah dalam keamanan siber.
“Peralatan kami tidak pernah menyebabkan kerusakan jaringan skala besar dan kami tidak pernah mengalami pelanggaran keamanan siber yang serius,” ujar Huawei dalam pernyataannya yang dikutip dari situs webnya, Kamis (19 September 2019).
Seperti diketahui, Huawei selama setahun terakhir menjadi pusat perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Huawei menjadi salah satu perusahaan yang paling banyak disoroti dan dijegal bisnisnya. AS menuding peralatan buatan Huawei berbahaya bagi keamanan nasional AS.
Presiden AS Donald Trump beberapa kali menganjurkan para negara sekutunya untuk menolak produk 5G dan peranti Huawei lainnya. Tudingan bahwa peralatannya dipakai untuk aksi spionase tersebut dianggap Huawei terlalu berlebihan dan perusahaan selalu membantah ada kaitannya dengan intelijen China.
Berita Terkait:
- Estonia Akan Batasi Perangkat 5G Huawei
- Huawei: Cybersecurity Kunci Bangun Industri TIK
- Presiden Microsoft Minta AS Cabut Larangan Huawei
“Huawei tidak pernah melakukan apa pun untuk membahayakan keamanan jaringan atau perangkat pelanggan kami, dan dengan demikian tidak ada bukti dari tindakan tersebut,” kata Huawei.
“Keamanan dunia maya adalah prioritas utama di Huawei. Kami berkomitmen untuk mendukung operasi jaringan pelanggan yang aman dan stabil,” Huawei menambahkan.
Sebelumnya, Ren Zhengfei, pendiri sekaligus kepala eksekutif Huawei Technologies, mengatakan akan tetap menjual teknologi 5G-nya kepada negara-negara Barat.
Huawei, kata dia, bersedia memberikan para pembeli akses terus-menerus ke paten 5G Huawei yang ada, termasuk lisensi, kode, teknis cetak biru, dan segala informasi produksi dengan biaya satu kali. Itu dikatakan Zhengfei saat diwawancarai The Economist pada 10 September lalu.
Pembeli akan diizinkan untuk mengubah kode sumber perangkat lunak (software). Itu artinya baik Huawei maupun pemerintah China tidak akan memiliki kontrol terhadap infrastruktur telekomunikasi.
Berita Terkait:
- Ini Strategi Bisnis Huawei Lima Tahun ke Depan
- Huawei Klaim Bisnis Smartphone Sukses, Apa Rahasianya?
- Huawei Berharap 5G Berkontribusi pada Pendapatan Tahun Depan
Hal itu memungkinkan segala kekurangan atau apa yang dianggap sebagai backdoor (pintu belakang) bisa diatasi tanpa keterlibatan Huawei.
Backdoor adalah kode khusus di perangkat lunak yang dibuat untuk bisa dieksploitasi pihak eksternal tanpa diketahui pemakai. Ancamannya adalah pihak luar tersebut bisa mengakses data dan informasi lewat “pintu belakang” tadi.
"[Huawei] terbuka untuk berbagi teknis dan teknologi 5G kami dengan perusahaan AS sehingga mereka dapat membangun industri 5G mereka sendiri," kata Ren.
"Ini akan menciptakan situasi yang seimbang antara China, AS, dan Eropa," ia menambahkan.
Menurut Zhengfei, apa yang dilakukan Huawei tersebut semata untuk kelangsungan hidup perusahaan. "Distribusi yang kondusif adalah kelangsungan hidup Huawei," kata Ren.