Polisi NYPD Salahgunakan Teknologi Pengenal Wajah

Ilustrasi | Foto: aljazeera.com

Washington, Cyberthreat.id – Teknologi pengenalan wajah (facial recognition) diyakini akan terus berkembang lebih canggih setelah smartphone telah mengadopsi untuk mengunci layar (face unlock).

Di sisi lain, teknologi tersebut juga dicemaskan publik tentang cara kerja algoritma mesin yang mencocokkan dan kemudian menyimpan data banyak orang. Ke mana data itu: dipakai perusahaan komersial atau pengawasan pihak berwenang?

Ancaman terbaru datang dari sebuah penelitian baru-baru ini. Seperti dikutip dari The Verge, yang diakses Minggu (28 Juli 2019), penelitian itu menyebutkan, bahwa petugas Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) sengaja memanipulasi foto sebelum mereka memasukkan data foto itu ke sistem. Manipulasi yang dilakukan yaitu copy-paste stok data mata dan mulut agar foto itu sesuai dengan standar sistem.


Berita Terkait:


“Dalam satu kasus yang sangat mengerikan, petugas sebenarnya menggunakan foto aktor Woody Harrelson, demikian seperti diutarakan saksi mata,” tulis The Verge.

Berita Terkait:

Sistem pengenalan wajah menuai kritik sejak pemerintah AS mulai melakukan uji coba di bandara dan tempat keramaian. Alasannya untuk mencegah kriminalitas dan memudahkan kepolisian mencari tersangka pelaku kejahatan. Sayangnya, seberapa akurat mesin mendeteks wajah seseorang bahwa dia benar-benar pelaku kejahatan?

“Jarang seseorang ditangkap hanya berdasarkan pengenalan wajah,” tulis The Verge. Apalagi algoritme sistem pengenalan wajah itu juga sensitif dan dan mudah disesuaikan agar wajah seseorang diterima sistem.