KEKHAWATIRAN DATA DISEDOT RUSIA

Senator AS Minta FBI Selidiki Aplikasi FaceApp

Senator Amerika Serikat Charles E Schumer | Foto: akun Twitter-nya

Washington, Cyberthreat.id – Senator Amerika Serikat Charles E Schumer meminta agar Federal Bureau of  Investigation (FBI) segera melakukan penyelidikan kepada pengembang aplikasi FaceApp.

Dalam suratnya yang kemudian diunggah di akun Twitter-nya (@SenSchumer), Schumer menyayangkan jika memang data pribadi warga AS ditransfer ke negara lain yang selama ini menjadi seteru AS.

Selain ditujukan kepada Direktur FBI Christopher Wray, surat itu juga ditujukan kepada Chairman Komisi Perdagangan Federal Joseph Simons.


Berita Terkait:


“Saya menulis hari ini sebagai bentuk keprihatinan saya terhadap FaceApp, aplikasi mobile yang berpusat di Saint Petersburg, Rusia, dapat menimbulkan risiko keamanan dan juga risiko privasi bagi jutaan warga AS,” tulis dia dalam pembuka surat yang ditulis per 17 Juli lalu itu.

Schumer mengatakan, tidak jelas berapa lama FaceApp menyimpan data pengguna dan bagaimana pengguna yakin bahwa data-data mereka tersebut dihapus setelah penggunaan.


Contoh hasil foto editan memakai aplikasi FaceApp. Foto: www.faceapp.com


“Secara khusus, lokasi FaceApp di Rusia menimbulkan pertanyaan kekhawatiran bagaimana dan kapan perusahaan memberikan data warga AS ke pihak ketiga, termasuk secara potensial juga pemerintahan asing,” tulis Schumer.

“Seperti yang ditunjukkan oleh Direktur FBI Wray sendiri awal tahun ini, Rusia tetap menjadi ancaman kontra intelijen yang signifikan. Sangat meresahkan jika informasi data sensitif warga AS diberikan kepada kekuatan asing yang bermusuhan secara aktif dalam dunia siber terhadap AS,” kata dia.

“....saya meminta FBI menilai apakah data pribadi yang diunggah oleh jutaan orang AS ke FaceApp mungkin bisa jatuh ke tangan pemerintah Rusia...” ia menambahkan.

Gelombang viral pemakaian aplikasi yang bisa mengedit foto seseorang menjadi lebih tua atau muda itu melonjak akhir-akhir ini. Di sisi lain, sebagian kalangan juga menyerukan kritik terhadap FaceApp karena kekhawatiran privasi data pengguna.

FaceApp dikembangkan oleh Wireless Lab, sebuah perusahaan berlokasi di St. Petersburg, Rusia. Perusahaan mengatakan, bahwa data-data dari pengguna yang disimpan di cloud tidak bersifat permanen.

Kepada TechCrunch, perusahaan mengatakan, bahwa data tersebut dihapus secara otomatis dalam waktu 48 jam. “Meskipun tim inti Litbang di Rusia, data pengguna tidak ditransfer ke Rusia,” demikian pernyataan perusahaan.

Namun begitu, Schumer telah meminta agar FBI dan Komisi Perdagangan Federal menyelidiki FaceApp. “Saya memiliki keprihatinan serius mengenai perlindungan data yang dikumpulkan. Apakah pengguna mengetahui siapa yang mungkin memiliki akses ke data tersebut?” tulis Schumer dalam suratnya itu seperti diberitakan BBC, yang diakses Jumat (19 Juli 2019).

Seruan penyelidikan itu muncul setelah Komite Nasional Demokrat memperingatkan kepada calon presiden AS pada Pemilu 2020 dan juru kampanyenya agar tidak menggunakan aplikasi FAceApp.

Perusahaan itu mengatakan memiliki sekitar 80 juta pengguna aktif. Pada 2017 FaceApp memicu kritik luas untuk fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengubah etnisitas seseorang dalam foto selfie. Perusahaan kemudian meminta maaf dan menarik filter tersebut.