Tangani Masalah Platform, Twitter Rekrut Hacker Terbaik sebagai Kepala Keamanan

Peiter Zatko | Foto: engadget.com

Cyberthreat.id – Twitter Inc, perusahaan media sosial, menunjuk salah satu peretas (hacker) terbaik di dunia untuk menangani masalah pelanggaran keamanan mulai teknis hingga kesalahan informasi.

Pada Senin (16 November 2020), seperti dikutip dari Reuters, perusahaan menunjuk Peiter Zatko atau dikenal luas sebagai nama hacker “Mudge”. Zatko ditunjuk sebagai kepala keamanan dan diberi mandat untuk perubahan dalam struktur dan praktik platform.

CEO Twitter Jack Dorsey meminta Zatko untuk mengambil alih manajemen fugnsi keamanan utama dalam 45-60 hari.

Zatko akan diminta untuk “memeriksa keamanan informasi, integritas situs web, keamanan fisik, integritas platform serta rekayasa.

Sebelumnya, Zatko juga ditunjuk untuk mengawasi keamanan pembayaran elektronik startup unicorn, Stripe. Ia juga pernah mengerjakan proyek khusus di Google dan mengawasi proyek keamanan sibe rdi Defense Advanced Research and Projects Agency (DARPA) yang terkenal bagian dari Pentagon (Departemen Pertahanan AS).

Karier Zatko begitu  beragam yang dimulai sejak 1990-an ketika ia melakukan kerja rahasia untuk perusahaan yang ditunjuk pemerintah AS. Tak hanya itu, ia juga bekerja di Cult of the Dead Cow, geng peretas yang terkenal suka merilis alat peretasan Windows.

Twitter menghadapi banyak tantangan keamanan. Setahun lalu, pemerintah AS menuduh dua pria memata-matai Arab Saudi ketika mereka bekerja di Twitter beberapa tahun sebelumnya. (Baca: AS Cabut Dakwaan Aksi Spionase terhadap Dua Mantan Karyawan Twitter)

Pada Juli lalu, sekelompok peretas muda menipu karyawan dan memenangkan akses ke alat internal, yang memungkinkan mereka mengubah pengaturan akun dan kemudian men-tweet dari akun calon presiden Joe Biden, pendiri Microsoft Bill Gates dan Ketua Eksekutif Tesla Elon Musk. (Baca: Fakta-fakta di Balik Penangkapan Dalang Utama Pembajakan Massal 130 Akun Twitter)

Zatko mengatakan dia berkomitmen untuk meningkatkan percakapan publik di Twitter. Salah satunya “memaksa orang untuk memahami percakapan yang panjang sebelum berpartisipasi di dalamnya,” katanya.

Zatko menghargai keterbukaan Twitter terhadap pendekatan keamanan yang tidak konvensional untuk mempersulit pelaku kejahatan.[]