Situs Web Pendaftaran Warga Miskin Jakarta Rentan Pencurian Data, Dinsos: Nanti Kami Ubah ke HTTPS
Cyberthreat.id – Dinas Sosial DKI Jakarta tak bisa menjelaskan ketika ditanya mengapa situs web pendaftaran warga miskin Jakarta masih memakai aplikasi protokol Hypertext Transfer Protocol (HTTP). Situs tersebut beralamat di http://fmotm.pusdatin-dinsos.jakarta.go.id/.
Ketika ditemui Cyberthreat.id, Rabu (4 November 2020) di kantornya, Kepala Tata Usaha Pusat Data dan Informasi Jaminan Sosial Dinsos DKI Jakarta, Gema, justru menyarankan untuk bertanya kepada Dinas Komunikasi dan Informatika DKI Jakarta.
Ia juga mengatakan, ke depan Dinsos akan berkoordinasi lebih lanjut terkait pengelolaan situs web itu ke Diskominfo.
“Nanti kami akan koordinasi [dengan Diskominfo] supaya diubah saja ke HTTPS,” ujar dia.
Cyberthreat.id tengah berupaya menghubungi Diskominfo DKI. Kami akan mengabarkan lebih lanjut jika telah mendapatkan tanggapannya.
Dalam pantauan Cyberthreat.id sebelumnya, situs web tersebut meminta agar warga mengisi sejumlah data penting, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama lengkap, alamat email, nomor telepon, dan kata sandi. Berikut ini tangkapan layar formulir yang harus diisi:
Tangkapan layar dari situs web pendafataran warga miskin DKI Jakarta. | Foto: Cyberthreat.id/Yuswardi
Situs web yang aman biasanya ditandai dengan tulisan "HTTPS" (Hypertext Transfer Protocol Secure) sebelum nama domain. Ini berarti protokol komunikasi ini dilapisi dengan Secure Socket Layer (SSL/TLS).
Dengan protokol HTTPS memungkinkan komunikasi data antara web client dan web server terenkripsi. Data yang tidak terenkripsi akan mudah dibaca peretas.
Berita Terkait:
Memang, meski sebuah situs web telah menerapkan HTTPS, bukan berarti aman dari peretas. Hanya, tingkat keamanannya tentu saja berbeda.
Pakar keamanan siber Charles Lim mengatakan, agar pemilik situs web harus selal berhati-hati, jangan sampai lengh, meski sudah menggunakan protokol HTTPS.
Kemungkinan peretasan, katanya, masih bisa terjadi meski bukan dari segi situs webnya. "Kalau hack itu menyerang: people, process, dan technology. Tinggal kita lihat saja: mana yang lemah yang diserang itu,” ujarnya. (Baca: Situs Pendaftaran Warga Miskin DKI Tak Aman, Ini Beda HTTP dan HTTPS dalam Mengamankan Data)[]
Redaktur: Andi Nugroho