Penyedia Kencan Daring LGBT Kecewa dengan Kebijakan Pakistan
Cyberthreat.id – Grindr, pengembang layanan kencan daring asal Amerika Serikat, mengaku kecewa dengan keputusan Pakistan yang memblokir platformnya.
Perusahaan juga masih mencari cara agar platformnya diterima di negara Muslim tersebut. Grindr selama ini dikenal sebagai layanan kencan bagi kalangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Baca:
- Wow, Aplikasi Kencan Gay Ini Bocorkan Posisi Penggunanya
- Suka Kencan Online? Awas, 3 Aplikasi Ini Ketahuan Sebar Data
"Kami sangat kecewa dengan ... keputusan melarang Grindr dan aplikasi kencan lainnya yang memungkinkan warga Pakistan untuk terhubung dengan orang lain di platform kami," kata Chief Operating Officer Grindr, Rick Marini, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (3 September 2020).
Pada Selasa lalu, Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA) memblokir lima aplikasi kencan daring, seperti Tinder, Grindr, Tagged, Skout, dan SayHi. Mereka diminta untuk memfilter kembai konten-konten streaming langsung agar sesuai dengan hukum yang berlaku di Pakistan.
Baca:
- Pakistan Tunda Penerapan UU Media Sosial
- Raksasa Medsos Ancam Tinggalkan Pakistan Gara-gara UU
- Pakistan Perketat Aturan Medsos, AIC Teriak HAM
Sementara, Tinder, aplikasi kencan populer global yang dimiliki oleh Match Group, mengatakan akan bersedia bekerja dengan regulator dan penegak hukum Pakistan.
"Kami menyambut baik kesempatan untuk mendiskusikan produk kami dan upaya moderasi dengan Otoritas Telekomunikasi Pakistan," kata juru bicara Tinder. Sejauh ini, Grindr belum menyatakan akan membahas atau bertemu dengan regulator Pakistan.
Selain layanan kencan, pada Rabu lalu, PTA juga telah meminta platform berbagi video, YouTube, untuk segera memblokir konten tertentu. YouTube, milik Alphabet Inc., sebelumnya diblokir di Pakistan selama tiga tahun hingga 2016.[]