Sandi dan Keamanan Siber Tak Terpisahkan
Jakarta, Cyberthreat.id - Anggota Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Kolonel Arwin Datumaya Wahyudi Sumari mengatakan sandi memiliki korelasi erat dengan keamanan siber.
Di era digital, kata dia, sandi berfungsi meng-enkripsikan informasi atau data yang dikirimkan melalui ruang siber.
"Kemudian dia men-deduksi informasi yang diambil dari ruang siber untuk kepentingan tertentu," kata Kolonel Arwin kepada Cyberthreat pada Seminar Nasional ke-1 Ikatan Sandiman Indonesia (ISI) di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, tanpa adanya persandian, informasi atau data yang dikirim melalui ruang siber bisa dengan mudah diambil pihak lain yang memiliki maksud dan kepentingan tertentu.
Kolonel Arwin mengingatkan pentingnya keberadaan sandiman mengamankan pesan tersebut.
"Peran dari sandiman tidak boleh hilang dari tiap institusi dan lembaga terkait pengamanan data yang bersifat rahasia dan sangat rahasia."
Terdapat tiga konsep yang selalu mengaitkan sandi dan ruang siber. Prinsipnya, kata dia, adalah Confidentiality (kerahasiaan), Integrity (keutuhan data) dan Availability (keberadaaan data) alias CIA.
"Ketiganya dilengkapi Authenticity atau ke-otentikan data dan Non-Repudiation atau mencegah pengingkaran data," ujarnya.
Mantan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Mayjen TNI (Purn) Djoko Setiadi, pernah mengatakan keamanan informasi dan peran dari sandiman sebagai pihak yang bertugas mengenkripsi dan mengamankan informasi tak akan pernah bisa dipisahkan.
"Ke depan kita berharap bahwa di setiap instansi ada sandiman yang bertugas mengamankan informasi yang sifatnya rahasia dan sangat rahasia," ujarnya.
Di era digital, kata dia, kemampuan sandiman harus mampu mengikuti kemajuan dunia IT. Djoko pun berpesan bahwa para sandiman harus memiliki skill menjaga keamanan di ruang siber Tanah Air.
"BSSN tentu akan meningkatkan kemampuan para sandiman melakukan pengamanan, tak hanya informasi, tapi juga sibernya."