Pemilik Yahoo Verizon Bergabung dalam Gerakan Boikot Beriklan di Facebook

Foto: Getty Images via BBC

Cyberthreat.id - Pemilik Yahoo, Verizon Communication Inc, bergabung dalam gerakan memboikot beriklan di Facebook. Gerakan ini dilakukan lantaran Facebook dianggap tidak cukup tegas menghentikan ujaran kebencian di platformnya.

Dilansir dari Reuters, pada hari Kamis (25 Juni 2020), Verizon mengatakan menghentikan beriklan di Facebook pada Juli mendatang.

Sejauh ini, Verizon adalah perusahaan terbesar yang bergabung dalam gerakan memboikot beriklan di Facebook. Sebelumnya, puluhan perusahaan lain menyatakan mendukung gerakan yang dinilai sebagai sebuah pukulan besar bagi Facebook yang mengandalkan pendapatan dari iklan.

"Kami menghentikan sementara iklan kami hingga Facebook dapat membuat solusi yang bisa diterima dan membuat kami nyaman," kata perwakilan Verizon.

Selain pemilik Yahoo, Verizon adalah salah satu provider telekomunikasi  dan menjalankan bisnis iklan digital di Amerika.  

Kelompok-kelompok hak sipil Amerika mendesak perusahaan bisnis mendukung kampanye 'Stop Hate for Profit' yang memprotes lemahnya pendekatan jejaring sosial terbesar di dunia itu dalam menghentikan ujaran kebencian, pelecehan, dan informasi yang salah di platformnya.

Pada hari yang sama, Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL) mengatakan dalam suratnya bahwa mereka telah menemukan iklan Verizon di Facebook muncul di samping sebuah video yang mengandung retorika anti-Semit dari kelompok QAnon yang mempromosikan teori konspirasi.

"Iklan berjalan berdampingan dengan  konten yang memecah belah, penuh kebencian, dan konspirasi. Ini tentu bukan sesuatu yang diinginkan sebagian besar perusahaan," kata ADL.

Sebelumnya, merek es krim Ben & Jerry's dan perusahaan perlengkapan luar ruang Patanogia dan The North Face juga telah mengatakan akan menangguhkan beriklan di Facebook.

Menanggapi gerakan boikot itu, Facebook mengatakan sedang bekerja dengan organisasi hak-hak sipil.

"Kami menghormati keputusan merek apa pun dan tetap fokus pada pekerjaan penting untuk menghapus ujaran kebencian dan memberikan informasi pemungutan suara yang kritis," kata Carolyn Everson, wakil presiden bisnis global Facebook.

Selain itu, raksasa barang komsumen Protector & Gamble Co (P&G)  pada hari Rabu juga berjanji meninjau platform iklan dan menghentikan pengeluaran di tempat yang kontennya penuh dengan ujaran kebencian. P&G menolak mengatakan apakah  mereka telah mencapai keputusan di Facebook.

Hentikan Kampanye Ambil Untung dari Kebencian
Kampanye Stop Hate for Profit (hentikan ambil untung dari kebencian) diluncurkan minggu lalu oleh kelompok-kelompok advokasi, termasuk Liga Anti-Pencecmaran Nama Baik, Asosiasi Nasional untuk Kemajuan orang Kulit Berwarna, dan Warna Perubahan (Colour of Change).

Menurut BBC, gerakan itu adalah "respons terhadap sejarah panjang Facebook yang memungkinkan konten rasis, kekerasan, dan terbukti palsu merajalela di platformnya."

Stop Hate for Profit telah meminta pengiklan untuk menekan Facebook mengambil tindakan lebih keras terhadap konten rasis dan kebencian di platformnya dengan menghentikan semua pengeluaran untuk beriklan di sana sepanjang Juli.

Sebuah laporan Komisi Eropa bulan ini menemukan Facebook menghapus 89% ujaran kebencian tahun lalu, naik dari 82,6 persen tahun sebelumnya.

Facebook mengatakan hampir semua konten yang melanggar kebijakannya secara otomatis terdeteksi oleh sistemnya dan dihapus sebelum dilaporkan. []

Update: