Kisah Muram Korban Kekerasan dan Pelecehan Online KBGO, Ada yang Mau Bunuh Diri!

Ilustrasi KBGO

Cyberthreat.id -  Organisasi yang memperjuangkan hak-hak digital, Safenet, membuka ruang bagi korban Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) untuk menceritakan pengalaman mereka ketika menjadi korban kekerasan di dunia maya.

Berdasarkan catatan Komnas Perempuan, pada 2017 ada 65 laporan kekerasan terhadap perempuan di dunia maya.

Setidaknya ada 8 bentuk kekerasan berbasis gender yang dilaprkan yaitu pendekatan untuk memperdaya (cyber grooming), pelecehan online (cyber harassment), peretasan (hacking), konten ilegal (illegal content), pelanggaran privasi (infringement of privacy), ancaman distribusi foto/video pribadi (malicious distribution), pencemaran nama baik (online defamation) dan rekrutmen online (online recruitment).

Melihat banyaknya kasus KBGO itu, Safenet membuka ruang bagi mereka yang pernah menjadi korban untuk bercerita lewat platform Secreto: sebuah platform yang memungkinkan komunikasi secara anonim. Dengan begitu, identitas korban tetap rahasia. "

"Awas KBGO menyediakan ruang bagi kamu yang ingin bercerita secara anonim tentang KBGO yang kamu alami. Bagi cerita kamu di laman Secreto kami di alamat http://bit.ly/ceritakbgo. Kami akan membaca ceritamu tanpa penghakiman. Kami ingin kamu tahu, bahwa kamu tidak sendiri," tulis Safenet lewat akun Twitter-nya, Sabtu (17 Mei 2020).

Hasilnya, sejumlah korban pun menceritakan kisah mereka tanpa rasa takut dihakimi karena identitas mereka tetap rahasia. Bahkan Safenet sendiri tak tahu identitas korban.

Yang  bikin miris, pelakunya rata-rata adalah orang yang pernah begitu dekat dengan korban seperti pacar atau mantan pacar.

Dari sejumlah kisah yang masuk, salah satunya adalah dari seseorang yang mengaku terpaksa menuruti permintaan pacarnya untuk melakukan video call seks (VCS) lantaran diancam foto-foto telanjangnya akan disebar jika permintaannya tidak dituruti.

"Hai.. aku disini mau cerita pengalaman ku yang masih baru, beberapa minggu lalu tepatnya... Seorang cowok yang tadinya itu adalah teman dekat aku yang awalnya baik, pengertian, dan tidak kasar menjadi pribadi yang sangat kasar dan juga memaksakan kehendak nya pada ku. Dia mulai meminta foto san video saya topless, causr of his sweet promised to me, he said he`ll never show or share my pics and videos to other people, jadi aku setuju. But... sah selang beberapa hari, dia meminta lagi foto dan video dan permintaan nya makin gila, dia memaksa aku untuk naked dan mengajak aku melakukan vcs, karena takut akan ancaman nya, aku turutin permintaan nya untuk vcs, sambil nangis aku meminta dia untuk hapus semua foto dan videoku, tapi apa yang dia buat? HE YELLED AT ME AND SAID THAT I AM HIS WHORE AND I SHOULD OBEY HIM. Karena panik aku lalu meminta bantuan pada safenet untuk membantu aku mengatasi apa yang aku alami, aku ngerasa aku orang paling hina, dan aku sempat mikir untuk bunuh diri karena aku ga berani cerita pada orangtuaku. Dia bilang dia bakal share video dan foto ku ke medsos kalau waktu itu, saat jam 6 pagi, aku ga turutin dia untuk send foto video lainnya. Tapi sah aku berpikir panjang dengan bantuan safenet, dan aku mulai bersikap tegas, aku blocked semua sosial media dia, dan syukur sampai sekarang gaada fotoku atau video ku yang kesebar, tapi aku masih takut, panik, dan gelisah kalau suatu saat semua orang bakal liat fotoku dan video ku:( Aku mau bawa ini ke jalur hukum tapi pasti aku butuh bantuan wali tapi aku ga berani cerita sama keluargaku. Aku mau minta doa kalian agar foto dan video ku enggak kesebar, dan semoga tidak akan ada lagi aku yang lainnya."

Kisah lain yang hampir mirip juga dibagikan oleh seorang korban lainnya. Lagi-lagi soal ancaman menyebarkan foto telanjang oleh orang yang pernah dicintainya.

"Halo, aku juga korban dari KBGO. Mungkin lebih delnya, revenge porn. Terjadi bertahun-tahun lalu , hidup aku sebelum itu.. sudah cukup sulit. Toxic family, no role models, tidak adanya tokoh yang bisa dijadikan sandaran untuk sekedar bercerita tentang keseharian, mungkin salah satu alasan juga kenapa aku bisa berada di posisi itu. Banyak cerita romance yang gagal, sampai akhirnya bertemu dengan 1 pacar ini, yang aku kira bisa "menyelamatkan" aku dari situasi itu. Salah total. Yes, mungkin pada saat itu di waktu itu dia cinta, dan apa yang kita lakukan memang sudah consent dan persetujuan dua belah pihak. Walau aku ga bisa bilang itu sepeuhnya sih, dia adalah pacarku yang aku anggap paling bisa mengeluarkan aku dr kondisi ku yang sangat menyedihkan waktu itu, aku ga ngerti apa apa. Bahkan "merekam" apa yang kita lakukan saat itu, aku gatau gunanya apa. I said yes because I thought it would give him pleasure, aku ngerasa ga sendiri waktu ada dia di sisi aku, ga pengen dia pergi. Aku tidak pernah meberikan ijin untuk dipublikasikan, disebarkan dalam bentuk apapun. But, apapun yang udah terjadi... Ya udah terjadi. Damage nya udah terjadi. Bertahun-tahun hampir gila nahan semua sendiri, INI PERTAMA KALINYA SAYA BERANI NULIS INI, WHICH MAKES ME VERY HAPPY BUT SAD AND SCARED AT THE SAME TIME. Aku ngerasa super paranoid dan udah ga normal lagi. Bertahun-tahun hidup dalam paranoia, insecurities, banyak cita cita yang... mungkin tertahan. Aku masih punya sisi positif didalam diriku untuk bilang itu gagal. Belum sepenuhnya. Orangnya sekarang gimana? Kuliah normal,hidupnya juga aku rasa normal normal aja, semua terlalu berat untuk aku, karena dia juga ga menunjukkan penyesalan, untuk bawa ini semua ke hukum aku rasa terlalu berat dan udah terlalu lama. Semua udah aku jalanin sendiri kurang lebih dalam kesekian tahun ini. Untuk kalian yang baca, tolong tetap hidup, terimakasih untuk tetap hidup, kamu ga sendiri, aku tau betapa susahnya saat tau foto/video intim kamu telah disebar dan first instinct ku adalah untuk mengakhiri semuanya, mengakhiri hidup, tapi aku sadar, aku ga sendiri, aku baca semua tulisan dibawah ini semakin memotivasi aku untuk hidup, untuk KUAT, kalian semua KUAT! Virtual hug untuk kalian semua yang sedang membaca ini."

Seorang korban lainnya menulis:

"Halo semua, aku jg merupakan korban dari KBGO. Foto intimku disebar, gatau oleh siapa. Aku hanya mengirimkan foto itu ke mantan, tapi dia gamau ngaku, dan menyalahkan temannya yang dia anggap menyebarkannya. Sampe suatu hari ada seseorang chat aku bahwa fotoku tersebar didunia maya. Stress skali rasanya, setiap mengingat itu semua langsung kringetan, bahkan sampai trauma. Foto2 saya juga dijual dan dibarterkan ke orang lain. Saya masih ga menyangka ternyata ada orang sekeji itu. Bahkan hasil penjualannya dijadikan bahan donasi untuk COVID 19. Saya sangat sakit hati.. sempat ingin mengakhiri hidup karna saya merasa semua ini berat. Beruntung Tuhan kasih saya support system yang baik, bahkan pasangan saya menerima apapun yang telah terjadi di masa lalu saya, yang anehnya sah 4 tahun foto itu baru diunggah ketika saya sedang "naik daun". Cita2 saya hancur, saya harus bolak balik konsultasi ke psikolog dan dianjurkan untuk ke psikiater karna trauma saya. Sekarang semuanya membaik, meskipun segala rasa kesedihan saya blm hilang sepenuhnya. Pesan saya untuk teman2 disini.. kalian kuat, kalian hebat. Jangan pernah merasa kalian itu kotor, jangan pernah merasa bahwa kalian tidak berharga. Justru orang yang sudah menyebarkan semua foto itulah yang seharusnya malu karna sudah melakukan kesalahan yang begitu besar. Kalian berharga, dimanapun kamu, siapapun kamu, dan bagaimana kondisi kalian, kalian adalah orang yang sangat berharga dan disayang Tuhan. Jangan sampai semua ini mengalahkanmu, mengalahkan masa depanmu. Buktikan pada mereka yang ingin menjatuhkanmu kalau KAMU BISA BANGKIT. Siapapun kalian, aku doakan semoga kamu kuat. Semoga kamu bisa memaafkan orang yang sudah jahat kepadamu. Cari bantuan professional jika kamu membutuhkannya. Bangkit ya! Kalian berharga! Kita saling menguatkan."

Membaca kisah-kisah itu, tergambar jelas bagaimana KBGO menimbulkan trauma mendalam bagi korbannya. Safenet memberikan sejumlah tips bagi para korban.   

Jika Menjadi Korban KBGO
Jika Anda merasa menjadi korban KBGO Safenet merekomendasikan untuk melakukan 4 langkah ini.

1. Dokumentasikan hal-hal yang terjadi
Bila memungkinkan, dokumentasikan semua hal secara detail. Dokumen yang dibuat dengan kronologis dapat membantu proses pelaporan dan pengusutan pada pihak berwenang, seperti platform online tempat terjadinya KBGO atau pun kepolisian.

2. Pantau situasi yang dihadapi
Meski tidak dianjurkan, apakah mungkin untuk menghadapi pelaku sendiri? Apakah mungkin melakukan dokumentasi sendiri? Pantau dan nilai situasi yang sedang dihadapi dan putuskann yang paling baik dan aman untuk dilakukan.

3. Menghubungi bantuan
Cari tahu individu, lembaga, organisasi, atau institusi terpercaya yang dapat memberikan bantuan terdekat dari lokasi tinggal, sepeti bantuan pendampingan hukum melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH), pendampingan psikologis seperti layanan konseling, dan bantuan terkait keamanan digital.

Komnas perempuan menyediakan saluran pengaduan melalui telepon 021-3903963 dan 021-80305399 atau melalui email ke mail@komnasperempuan.go.id.

4. Lapor dan blokir pelaku
Di ranah online, korban memiliki opsi untuk melaporkan dan memblokir pelaku atau akun-akun yang dianggap atau telah mencurigakan, membuat tidak nyaman, atau mengintimidasi diri di platform online yang digunakan.[]