RSPAD Gatot Soebroto Pakai Alat Huawei, Lalu Lintas Data Diklaim Tetap di Rumah Sakit

Antarmuka alat telekonferensi video Huawei yang digunakan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. | Foto: Antara/HO

Jakarta, Cyberthreat.id – Huawei Indonesia, perusahaan teknologi asal China, mengklaim penggunaan alat telekonferensi video yang dipakai Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta terjamin keamanannya.

Kepada Cyberthreat.id, Selasa (12 Mei 2020), Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia, Mohammad Roshidi, keamanan bisa dijamin karena semua data pertemuan disimpan di pusat data (data center) lokal; peladen (server) untuk layanan juga diletakkan di rumah sakit.

"Semua data disimpan dalam local storage, yang mana menjamin keamanan lalu lintas, dan penyimpanan data pelanggan," ujar Roshidi.

Selain itu, menurut Roshidi, Huawei selalu mengedepankan keamanan siber guna memberikan kenyamanan pelanggan.

Teknologi telekonferensi video tersebut telah disumbangkan ke enam rumah sakit di Jakarta, termasuk RSPAD Gatot Soebroto, salah satu rumah sakit rujukan utama pasien Covid-19.

Para dokter, perawat, dan pasien telah memakai alat tersebut sejak 17 April lalu; ini menjadi solusi di tengah pandemi. Paramedis dapat melakukan pertemuan video di mana saja dan kapan saja melalui smartphone secara real-time (waktu nyata).


Berita Terkait:


Roshidi menambahkan teknologi Huawei diklaim memiliki keandalan, kualitas video yang tinggi, dan fleksibiltas akses baik melalui layar maupun smartphone.

"Kami berikan alat telekonferensi video untuk mendukung kebutuhan dalam penanganan tindakan medis covid19 dari rumah sakit itu sendiri," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Presiden Urusan Publik dan Komunikasi Huawei Indonesia, Ken Qijian, mengatakan, Huawei Indonesia berkomitmen untuk mendukung Indonesia berjuang melawan Covid-19.


Baca:


Ken mengatakan, Huawei menyumbangkan sistem  telekonferensi gratis untuk enam lokasi. Namun, ia tak menjelaskan detail di mana saja lima lokasi lain selain RSPAD Gatot Soebroto.

Untuk menyediakan alat tersebut, kata Ken, Huawei telah mengeluarkan biaya investasi senilai hingga US$ 1 juta (sekitar Rp 15 miliar). Huawei Indonesia juga mengirim tenaga ahlinya ke RSPAD Gatot Soebroto untuk memimpin proses instalasi sistem.[]

Redaktur: Andi Nugroho