Kelompok Penolak 5G di Belanda Bakar Menara Seluler

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Amsterdam, Cyberthreat.id – Beberapa menara telekomunikasi seluler di Belanda dirusak dalam sepekan terkahir. Pelaku mengatasnamakan sebagai kelompok yang menolak peluncuran jaringan 5G, tulis surat kabar De Telegraaf, Sabtu (11 April 2020).

De Telegraaf melaporkan ada empat insiden dalam sepekan terakhir mengutip pernyataan pejabat The Monet Foundation, kelompok industri yang mengawasi penempatan menara seluler di Belanda,” tulis Reuters, Sabtu.

Selain itu, surat kabar tersebut juga melaporkan, di lokasi pembakaran menara seluler itu, pelaku meninggalkan slogan anti-5G yang dicat di salah satu titik.

Sekelompok anarkis itu menentang munculnya 5G dengan alasan kekhawatiran bahwa gelombang radio dapat merusak kesehatan manusia. Yang lain khawatir teknologi itu bisa melanggar privasi.

Dalam sebuah pernyataan di situs webnya, Keamanan dan Penanggulangan Terorisme (NCTV) Pemerintah Belanda membenarkan ada insiden pembakaran dan sabotasi terhadap menara-menara seluler.

"Ini adalah perkembangan yang memprihatinkan," kata NCTV. "Gangguan menara seluler [...] dapat memiliki konsekuensi untuk jangkauan jaringan telekomunikasi dan jangkauan layanan darurat."

Sebelumnya, Cyberthreat.id pernah menurunkan sejumlah mitos terkait 5G yang berkembang di sejumlah negara. Salah satu mitos itu terkait gangguan kesehatan. (Baca: Jaringan 5G Tak Matikan 4G: Tujuh Mitos yang Perlu Diketahui)

Salah satu kekhawatiran terbesar orang tentang 5G adalah frekuensi jaringan radio ini tidak aman, membuat orang terpapar radiasi dan menyebabkan kanker.

“Ketakutan itu memang tak sepenuhnya tidak berdasar,” tulis CNET. Pada 2011, sebuah laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2011 menyebutkan, bahwa radiasi ponsel memungkinkan terjadinya kanker pada manusia. Selanjutnya, pada 2016, sebuah studi yang didanai oleh pemerintah AS menunjukkan hubungan antara radiasi frekuensi radio dan kanker pada tikus. Dan, ponsel populer seperti iPhone dan Galaxy dapat melebihi tingkat radiasi frekuensi radio yang diizinkan oleh Federal Communication Commission (FCC).

Namun, hubungan antara kanker dan ponsel tampaknya terlalu berlebihan. Pada 8 Agustus 2018, setelah lebih dari enam tahun penelitian dan ulasan, Ketua FCC Ajit Pai mengatakan, ponsel baik lama maupun baru, termasuk yang menggunakan teknologi 5G, masih dalam kategori aman.

“Bukti ilmiah yang ada sampai saat ini [ketika laporan ditulis, red] tidak mendukung efek kesehatan yang merugikan pada manusia...," ujar Jeffrey Shuren, Direktur Pusat Food and Drug Administration (FDA) untuk Perangkat dan Kesehatan Radiologis, menulis kepada FCC.

Serangan terhadap menara seluler juga terjadi baru-baru ini di Inggris. Namun, para pelaku yang merusak tersebut terhasut oleh isu yang menyebutkan, bahwa menara 5G dapat menyebarkan virus corona (Covid-19). (Baca: [Hoaks]: Kala Menara 5G di Inggris Disebut Sebarkan Covid-19)

Sekadar diketahui, saat ini operator telekomunikasi utama di Belanda sedang dalam tahap pengujian dan belum memulai peluncuran 5G secara nasional. Pemerintah setempat masih menunggu lelang spektrum yang akan berakhir pada Juni mendatang.[]