[Hoaks]: Kala Menara 5G di Inggris Disebut Sebarkan Covid-19

Ilustrasi | Foto: freepik.com

London, Cyberthreat.id – Sebuah teori konspirasi yang beredar secara daring menyebutkan, menara telepon jaringan seluler 5G bisa menyebarkan virus corona baru (Covid-10). Mereka yang terhasut teori itu diduga membakar sejumlah menara di beberapa wilayah di Inggris sejak Jumat-Sabtu (3-4 April 2020).

Menteri Kabinet Inggris Michael Gove yang mendengar teori itu langsung berkomentar kerjas. Ia mengatakan, informasi tersebut sepenuhnya palsu (hoaks) dan menyebut penyebaran teori itu sangat membahayakan.

"Itu omong kosong, omong kosong yang berbahaya," tutur Michael Gove seperti dikutip dari Reuters, Sabtu.

Menara telepon seluler telah dirusak dan staf perusahaan telekomunikasi diintimidasi di Birmingham, Liverpool, dan Merseyside.

“Polisi Merseyside tengah menyelidiki pembakaran kotak telekomunikasi di Aigburth pada Jumat lalu,” tulis BBC. Video kebakaran di Aigburth menjadi viral di saluran YouTube.

Sementara, Dinas Pemadam Kebakaran West Midlands mengatakan kebakaran di Birmingham terjadi pada menara setinggi 70 kaki (21 meter). Namun, petugas masih menyelidiki penyebab kebakaran.

Menara yang dimiliki oleh British Telecom, perusahaan telekomunikasi terbesar di Inggris, itu rusak parah. Selama ini jaringan BT menyediakan layanan 2G, 3G dan 4G untuk ribuan pengguna dan saat ini belum menyediakan layanan 5G, kata perusahaan.

Direktur Medis Nasional National Health Service (NHS) Inggris, Stephen Powis, mengatakan teori konspirasi 5G yang menyebarkan virus corona adalah berita palsu tanpa bukti ilmiah. Informasi ini justru berisiko merusak tanggap darurat terhadap wabah Covid-19.

"Teori 5G ini benar-benar omong kosong, ini omong kosong, ini adalah jenis berita palsu terburuk," kata Powis. "Justru, faktanya, jaringan telepon seluler sangat penting bagi kita semua."

"Jaringan telepon juga digunakan oleh layanan darurat kami dan petugas kesehatan kami. Saya benar-benar marah, benar-benar jijik bahwa orang malah mengambil merusak infrastruktur yang kita butuhkan untuk menanggapi keadaan darurat kesehatan ini," kata Powis.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, virus corona baru dapat menyebar melalui orang ke orang, terutama dari bersin dan batuk. Tetesan (droplet) dari batuk dan bersin ini bisa bertahan di permukaan selama berjam-jam, sehingga disarankan untuk selalu memakai masker dan cuci tangan dengan sabun.

Sejumlah operator seluler Inggris, seperti EE, O2, Vodafone dan Three, mengatakan telah mengetahui berita palsu tersebut dan membenarkan bahwa karyawannya mendapat ancaman.

Vodafone, operator seluler terbesar kedua di dunia, mengatakan serangan itu sekarang menjadi masalah keamanan nasional. CEO Vodafone Inggris Nick Jeffery mengimbau agar publik tidak menyebarkan cerita yang "sama sekali tidak berdasar" tersebut secara daring.[]