Angkutan Publik Dipasang Platform GPS, Amankah dari Hacker?
Jakarta, Cyberthreat.id – Kementerian Perhubungan Republik Indonesia berencana meluncurkan platform integrasi GPS (global positioning system) yang dipasang pada angkutan publik pada April mendatang.
Direktur Angkutan Darat Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani, mengatakan, kementerian saat ini masih dalam tahap uji coba platform integrasi GPS tersebut. Dengan adanya platform GPS tersebut, setiap angkutan publik akan terkoneksi dengan internet.
Berita Terkait:
- Gawat, 600.000 GPS Buatan China Terdeteksi Rentan Diretas
- Cybersecurity Jadi Prioritas Produsen Mobil di Amerika Serikat
- Sinyal GPS di Bandara Ben Gurion Eror, Israel Salahkan Rusia
“Saat ini kami sedang dalam tahap uji coba dan [platform] akan diluncurkan pada April 2020,” ujar Yani ketika ditemui Cyberthreat.id di kantornya, Jakarta, Jumat (13 Maret 2020).
Yani menambahkan, ketika pengintegrasian GPS tersebut selesai, semua pihak yang menyediakan transportasi publik wajib mendaftarkan alamat protokol internet (IP) dari perangkat GPS ke platform yang sudah dikembangkan oleh Kemenhub.
“Harapan kita, [dengan adanya platform integrasi GPS] ini akan menjadi platform yang tidak hanya untuk pemerintah, tapi juga pengusaha dan pihak lain,” kata dia.
Pengintegrasian GPS ini dimaksudkan oleh Kementerian Perhubungan untuk memudahkan pemantauan pergerakan dan kecepatan kendaraan.
Berita Terkait:
- L&M, Hacker yang Bisa Mematikan Mesin Mobil dari Jarak Jauh
- 2020, Sistem GPS Alat Transportasi Dilengkapi Cybersecurity
- Alat GPS Angkutan Lebaran Belum Penuhi Standar Cybersecurity
Namun begitu, Yani mengatakan, pihaknya memastikan bahwa platform tersebut akan dilengkapi dengan keamanan siber (cybersecurity). Ia menyadari bahwa serangan siber berkembang terus tiap waktu, terlebih pada sistem yang telah terkoneksi internet, seperti platform GPS tersebut.
Menurut Yani, kejahatan siber selalu akan terjadi selama ada kesempatan. Oleh karenanya, pihaknya akan terus melakukan langkah antisipasi untuk mencegah kejahatan tersebut terjadi.
“Prinsipnya, saya yakin pasti memang ada yang ingin meng-hack dan mereka pasti punya banyak cara, makanya kita harus melakukan berbagai hal untuk mengantisipasi hal tersebut,” ujar Yani.[]
Redaktur: Andi Nugroho