Blokir Internet di Kashmir dan Jammu Dibuka Terbatas

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Cyberthreat.id – Warga Khasmir dan Jammu, India mulai bisa mengakses internet sejak akhir pekan lalu. Namun, pemerintah India baru membuka sebagian blokir internet di wilayah konflik tersebut.

Setidaknya baru 301 situs web yang bisa dikunjungi sejak pemerintah India memblokirnya selama enam bulan lalu. Pekan lalu, awalnya Departemen Dalam Negeri Jammu dan Kashmir mempublikasikan rincian 153 situs web yang bisa diakses, tapi kemudian diperluas menjadi 301 situs web.

Situs-situs web yang masuk dalam daftar putih untuk diakses, di antaranya Google, Yahoo, Netflix, Spotify, serta media internasional, seperti BBC, New York Times, dan Washington Post. Namun, media sosial seperti Facebook, Twitter, dan TikTok tetap diblokir.

Pada Agustus 2019, pemerintah India memblokir layanan internet, telepon seluler, dan telepon rumah di Jammu dan Kashmir menyusul penghapusan status otonomi parsial di wilayah tersebut.

Kini, akses data seluler juga telah dikembalikan bagi penghuni yang telah diverifikasi sesuai dengan aturan yang berlaku untuk koneksi pascabayar. Sayangnya, mereka dibatasi hanya dengan menggunakan konektivitas 2G.

Menurut Departemen Dalam Negeri Jammu dan Kashmir, sebagian situs web masih diblokir karena ada kekhawatiran terkait dengan “penyebaran kegiatan teror”, “peredaran materi provokasi”, dan “koordinasi kegiatan yang berbahaya bagi keamanan negara.”


Berita Terkait: 


“Pencabutan sebagian pembatasan internet dilakukan tidak lama setelah Mahkamah Agung memerintahkan pemerintah India untuk meninjau ulang penangguhan layanan internetnya di wilayah Jammu dan Khasmir,” tulis ZDNet, Selasa (28 Januari 2020).

Pengadilan telah memutuskan bahwa akses internet dijamin berdasarkan Konstitusi India karena kebebasan berbicara dan berekspresi. Hakim MA mengatakan bahwa penangguhan akses internet adalah langkah drastis yang hanya dapat dipertimbangkan oleh negara hanya jika diperlukan atau tidak dapat dihindari.

Terpisah, menurut Counterpoint Research, India telah melampaui Amerika Serikat pertama kalinya sebagai pasar smartphone terbesar kedua secara global pada 2019. India menerima lebih dari 158 juta pengiriman smartphone pada 2019.

Xiaomi memegang kira-kira 28 persen pasar setelah mengirim 36,9 juta telepon ke India pada kuartal kedua 2019. Rekan-rekan saingannya asal Cina, seperti Oppo, Vivo, dan Realme, juga telah membanjiri pasar India, dengan perusahaan-perusahaan ini memegang lebih dari 60 persen pangsa pasar di India.[]

Redaktur: Andi Nugroho