Soal Libra, Bank Sentral Eropa Sarankan Kriptokurensi Publik
Brussels, Cyberthreat.id – Antisipasi hadirnya mata uang kripto (cryptocurrency) Libra milik Facebook, Bank Sentral Eropa tengah merancang untuk menerbitkan mata uang kripto publik sendiri.
Di Eropa, Jerman dan Prancis adalah negara paling vokal dengan Libra. Pada September lalu, keduanya menyatakan, bahwa Libra menimbulkan risiko bagi sektor keuangan. Oleh karenaya, mereka mendorong agar ada alternatif kriptokurensi publik.
"Bank-bank sentral di Uni Eropa dapat mengeksplorasi peluang serta tantangan dalam mengeluarkan mata uang digital bank sentral termasuk dengan mempertimbangkan langkah-langkah konkret untuk efek ini," demikian draf dokumen Bank Sentral Eropa yang didapat Reuters, Selasa (5 November 2019).
Libra juga dikenal sebagai stablecoin yang didukung oleh uang tradisional dan sekuritas lainnya berbeda dengan Bitcoin, tapi keduanya tetaplah cryptocurrency.
Draf dokumen tersebut akan didiskusikan oleh para menteri keuangan Uni Eropa pada Jumat (8 November) sesuai dengan agenda pertemuan, dengan pandangan untuk diadopsi pada pertemuan berikutnya padai 5 Desember mendatang.
Berita Terkait:
- Master Card, Visa, dan Ebay Mundur dari Libra Facebook
- PayPal Tinggalkan Proyek Cryptocurrency Libra Facebook
- Facebook Resmi Umumkan Kriptokurensi Libra
- Anggota Bank Sentral Eropa Sebut Tak Ada Recana Larang Libra
Seorang pejabat Bank Sentral Eropa mengatakan, bahwa proyek yang digagas bank sentral ini dapat memungkinkan konsumen untuk menggunakan uang elektronik, yang akan langsung disetorkan ke ECB, tanpa perlu rekening bank, perantara keuangan atau rekanan kliring.
Semua itu diperlukan saat ini untuk memproses pembayaran digital, tapi itu menimbulkan tantangan teknis dan kemungkinan oposisi dari bank.
Bulan lalu, Anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa (ECB), Benoit Coeure mengatakan, tidak ada rencana di kalangan regulator keuangan global (baca: bank sentral di dunia) untuk melarang Libra Facebook atau stablecoin lainnya.
Namun, menurut dia, mata uang kripto yang didukung oleh mata uang resmi tersebut harus memenuhi standar peraturan tertinggi. Komentar tersebut adalah sesuatu langka di tengah gejolak penolakan dan kritik tajam kepada Libra Facebook yang pertama diumumkan pada Juni lalu.
"Tentu saja tidak ada penilaian bahwa stablecoin seharusnya tidak ada," kata Coeure kepada Bloomberg News.
Pernyataan itu berbeda dengan kelompok negara-negara kaya G7 pada September lalu. Menurut mereka, stablecoin seharusnya tidak boleh diluncurkan sampai risiko skala global diselesaikan terlebih dulu.
Draf dokumen Bank Sentral Eropa juga menegaskan kembali kekhawatiran G7 atas risiko yang ditimbulkan, seperti pencucian uang. Termasuk, perlunya ada perlindungan konsumen, berfungsinya sistem pembayaran, perpajakan, dan keamanan dunia maya.
Redaktur: Andi Nugroho