BASAbali Wiki, Aplikasi Bahasa Bali Dapat Penghargaan UNESCO
Jakarta, Cyberthreat.id – BASAbali Wiki, aplikasi digital kamus bahasa Bali, meraih penghargaan literasi dunia yang diselenggarakan oleh UNESCO, Badan PBB yang konsen di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Penghargaan tersebut diberikan kepada penggagas aplikasi BASAbali Wiki yaitu Gde Nala Antara di kantor UNESCO, Paris, Prancis, Senin (9 September 2019). Penghargaan diserahkan langsung oleh oleh Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk bidang Pendidikan, Stefania Giannini.
Nala didampingi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harris Iskandar dan Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Surya Rosa Putra.
Harris mengatakan, kunci keberhasilan BASAbali adalah melestarikan bahasa melalui penggunaan teknologi serta pemberdayaan masyarakat. “Ini merupakan hasil berkolaborasi para akademisi, pemerintah daerah, seniman, dan berbagai komunitas untuk turut bersama mengembangkan aplikasi BASAbali,” tutur Harris seperti dikutip dari situs web Kemendikbud, yang diakses Rabu (11 September 2019).
Program BASAbali, tutur Nala, menggabungkan upaya pelestarian bahasa daerah melalui digitalisasi bahasa. Program tersebut merupakan integrasi pengembangan bahasa Bali melalui kamus wiki, ensiklopedia, dan perpusatakaan virtual. “Sejak diluncurkan pada tahun 2011, BASAbali Wiki telah digunakan lebih dari 500 ribu orang,” jelas Nala.
Untuk menjamin kualitas dan akurasi bahasa, BASAbali memiliki tim pakar yang memeriksa tiap kosakata yang diunggah di situs web https://dictionary.basabali.org. Mereka juga menyajikan kosakata bahasa daerah Bali yang disalin ke dalam bahasa Indonesia dan Inggris.
Berdasarkan data UNESCO tahun 2019, Indonesia memiliki 707 bahasa daerah atau terbanyak dari 29 negara yang menjadi target pengembangan literasi oleh UNESCO.
Ini bukanlah kali pertama Indonesia menerima penghargaan serupa. Pada 2012, Indonesia mendapatkan penghargaan UNESCO King Sejong Literacy Prize. Bahasa daerah memiliki repertoar atau perbendaharaan kata yang amat beragam dan hal tersebut dapat memperkaya bahasa Indonesia.
Tahun ini UNESCO merayakan Hari Aksara Internasional dengan tema “Literacy and Multilingualism”. Stefania Giannini mengatakan, alasan dipilihnya tema tersebut adalah karena literasi memiliki keterkaitan dengan bahasa.
Berdasarkan data UNESCO Institute for Statistic, tahun ini sekitar 750 juta orang dewasa di dunia yang memiliki keterbatasan kemampuan literasi dasar. “Saat ini ada sekitar tujuh ribu bahasa yang digunakan di lebih dari dua ratus negara, namun terdapat 2.680 bahasa yang nyaris punah,” ujar Stefania.