Gojek Masuk Malaysia, Regulasi Ojek Online Pun Dikebut

Foto: Gojek.com

Seremban, Cyberthreat.id – Gojek, perusahaan penyedia layanan transportasi online asal Indonesia, menyita perhatian publik Malaysia. Pemerintah Malaysia menyatakan tengah melakukan kajian lebih lanjut terkait dengan regulasi ojek daring (online).

Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke, Jumat (23 Agustus 2019), menyatakan, sesuai keputusan Rapat Kabinet pada 21 Agustus lalu, kementerian diberi waktu sebulan untuk menyusun mekanisme layanan ojek daring.

“Mekanisme itu mencakup aspek-aspek seperti kerangka hukum, keselamatan, cakupan asuransi, penegakan hukum, serta kepekaan budaya,” kata Loke seperti dikutip dari The Stars, yang diakses Minggu (25 Agustus)

Ia juga menegaskan, bahwa Gojek baru disetujui secara prinsip dan belum diizinkan untuk langsung beroperasi.  Loke mengatakan keselamatan jalan akan menjadi prioritas utama dalam kajiannya.

“Mereka bahkan belum mengajukan aplikasi untuk menyediakan layanan seperti itu. Mereka hanya mengajukan proposal tentang bagaimana usaha ini  dapat dijalankan,” kata dia.


Berita Terkait:


Menurut dia, Rapat Kabinet juga mendukung ojek daring guna melengkapi sistem transportasi umum.

“Yang pasti itu tidak akan menggantikan LRT, MRT atau bus. Apa yang akan dilakukannya adalah menyediakan konektivitas dan membantu membawa orang-orang dari rumah mereka ke jaringan kereta api atau bus dan dari halte terakhir ke kantor mereka atau tujuan terdekat,” kata Loke.

Ojek daring menjadi pusat perhatian selama pekan ini ketika Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Syed Abdul Rahman mengatur pertemuan antara pendiri Gojek Nadiem Makarim dan Perdana Menteri Tun Dr Mahathir Mohamad dan Loke.

Sementara itu, Sean Goh, Head of Grab Malaysia, menyambut perkembangan positif jika Gojek masuk di Malaysia.

"Grab mendukung prinsip Kabinet, termasuk masalah keamanan. Penting untuk mengatasi satu aspek paling kritis dari layanan ini, yaitu keselamatan pengendara sepeda motor, penumpang, dan masyarakat yang lebih luas,” kata Seang Goh.


Berita Terkait:


Jika Malaysia memilih untuk merangkul sepeda motor sebagai moda transportasi inti, “Kami siap untuk mengimplementasikan peningkatan produk keselamatan regional dan inovasi untuk sepeda motor,” kata dia

“Kami sangat merekomendasikan bahwa peraturan PSV (kendaraan layanan umum) mengamanatkan pengembangan seperangkat fitur keselamatan khusus sepeda motor yang ketat untuk melindungi masyarakat, ” ia menambahkan.

Grab telah memiliki pijakan yang cukup besar untuk model bisnis aplikasi di Malaysia. Jika sepeda motor diperbolehkan menjadi transportasi, ini akan menjadi persaingan Grab dan Gojek seperti di Indonesia. Selama ini Grab di Malaysia hanya melayani pengguna dengan kendaraan roda empat.