Malaysia Selidiki Dugaan Kebocoran Data Maybank, Astro, dan KPU

Dugaan kebocoran data. Foto: says.com | starproperty.my | cyber-rt.info

Cyberthreat.id – Kementerian Komunikasi dan Digital (KKD) Malaysia menyelidiki dugaan kebocoran data yang dialami oleh Maybank, Astro, dan Komisi Pemilihan Umum Malaysia.

Pada 25 Desember 2022, sebuah akun Facebook bernama “Pendakwah Teknologi” mengunggah informasi terkait data 13 juta orang Malaysia di Maybank, Astro, dan KPU telah bocor.

Unggahan tersebut menyebutkan sebuah situsweb yang membocorkan itu merinci antara lain 3,5 juta pelanggan Astro, 1,8 juta nasabah Maybank, dan 7,2 juta adalah data pemilih.

Informasi yang bocor diduga termasuk ID login, nama lengkap, tanggal lahir, alamat, dan nomor kartu identitas.

Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia, Fahmi Fadzil, mengatakan pemerintah telah meminta penyelidikan kepada Departemen Perlindungan Data Pribadi yang bekerja sama dengan CyberSecurity Malaysia (CSM), badan keamanan siber di bawah kementerian. Termasuk, meminta penjelasan terhadap Astro dan Maybank.

Penyelidikan awal, kata dia, terkait dengan nomor rekening Maybank adalah rekening yang ditampilkan dalam sampel kebocoran data “tidak valid atau tidak ada”, “Karena transaksi tidak dapat dilakukan melalui nomor rekening tersebut,” ujar Fahmi dikutip dari Malay Mail, Jumat (30 Desember 2022).

Selain itu, ia mengatakan, data yang bocor tersebut diduga duplikasi dari insiden kebocoran data pada 2018.

Ada pun investigasi dugaan kebocoran data pemilih diserahkan kepada National Cybersecurity Agency (NACSA), badan keamanan siber negara tersebut.

Sementara itu, Malayan Banking Bhd (Maybank) mengonfirmasi bahwa dugaan kebocoran data nasabah oleh pihak ketiga adalah tidak benar.

Dalam pernyataan Sabtu (31 Desember), bank mengklaim data nasabah aman dan tidak ada data yang disusupi peretas.

“Maybank akan terus memprioritaskan langkah-langkah keamanan siber dan perlindungan datanya karena perlindungan data nasabah sangat penting bagi bank,” katanya.[]