Belum Mengaspal di Malaysia, Gojek Diritik Tidak Aman

Pengemudi ojek daring di Jakarta, Selasa (2 Juli 2019). | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis (M)

Petaling Jaya, Cyberthreat.id – Gojek, aplikasi transportasi online asal Indonesia, yang diberi izin operasi di Malaysia, mendapatkan respons beragam.

Pemerintahan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad terkesan membela masuknya Gojek. Lantaran layanan itu bisa membantu pelaku usaha kecil di Malaysia.

Meski ada manfaat potensial yang dapat diberikan layanan ojek daring, organisasi non-pemerintah setempat mengkhawatirkan keselamatan pengguna. Alasannya, sepeda motor merupakan penyumbang jumlah kecelakaan jalan terbanyak di negeri jiran tersebut.


Berita Terkait:


Anggota Dewan Keselamatan Jalan Nasional (National Road Safety Council), Tan Sri Lee Lam Thye, mengatakan, memang layanan akan menyediakan pekerjaan, tapi pertimbangan serius harus diberikan terhadap aspek keselamatan pengendara sepeda motor.

“Saya tidak tahu bagaimana pihak berwenang akan melakukan ini karena kecelakaan di negara kita sangat serius,” ujar dia di Petailing Jaya, Jumat (23 Agustus) seperti dikutip dari The Star, yang diakses Minggu (25 Agustus 2019).

"Saya pikir ini harus dipelajari dengan hati-hati, terutama tentang bagaimana mereka dapat meminimalkan kecelakaan dan menyediakan sarana transportasi yang aman bagi masyarakat," kata dia.

"Pengendara sepeda motor menyumbang hampir 60 persen dari kecelakaan di jalan. Statistik 2018 Departemen Keselamatan Jalan mengungkapkan bahwa pengendara sepeda motor dan pembonceng mereka memberikan kontribusi 60 persen dari 6.742 kasus kecelakaan lalu lintas," kata Tan Sri.

Presiden Asosiasi Pengemudi Online Malaysia (Malaysia E-hailing Drivers Associaton/MeHDA), Daryl Chong, mengkhawatirkan kondisi jalan apakah cukup memadai untuk memenuhi volume sepeda motor.

Selain itu, Chong berpendapat ojek akan menghasilkan "kanibalisasi pendapatan antarpengemudi online lain". Ia mengatakan, biaya yang ditawarkan Gojek bisa saja lebih murah dibandingkan aplikasi serupa lainnya.

“Katakanlah Anda ingin pulang dari stasiun MRT yang berjarak sekitar lima hingga 10 menit. Jika Anda memanggil Grab, biayanya RM 5 dan jika Anda memanggil Gojek, kemungkinan besar Anda akan menghabiskan setengah dari ongkos tersebut,” ujar dia.