Proteksi Ponsel dari Cyberattack, BlackBerry Kenalkan zIPS

Managing Director Halodata Manoj Vaswani di Jakarta, Rabu (31 Juli 2019). | Foto: Rahmat Herlambang/Cyberthreat.id

Jakarta, Cyberthreat.id – Keamanan data menjadi tantangan global yang dihadapi oleh semua perusahaan saat ini baik swasta maupun lembaga pemerintahan.

Hal itu yang melatarbelakangi BlackBerry Limited, yang kini beralih ke bisnis keamanan siber (cybersecurity) mengenalkan aplikasi zIPS atau Zimperium Mobile IPS, sebuah perangkat lunak untuk pengamanan data. Aplikasi ini menggunakan pembelajaran mesin untuk mendeteksi dan mencegah kemungkinan peretasan smartphone.

Perangkat lunak tersebut sebetulnya hasil kerja sama BlackBerry dengan Zimperium, perusahaan keamanan seluler asal California, Amerika Serikat. Sejak kerja sama 2016, keduanya tak hanya menyediakan aplikasi untuk Android, tapi juga bagi pengguna iOS. Di Indonesia, BlackBerry menggandeng PT Halodata Indonesia melakukan ekspansi bisnisnya, termasuk mengenalkan zIPS.

“Zimperium akan mengamankan perangkat dari ancaman yang diketahui dan tidak dikenal untuk memastikan data perusahaan, aplikasi, dan jaringan tidak terganggu oleh serangan seluler tingkat lanjut,” ujar Head of IT Solution Halodata, Arif Budiman Bastian dalam seminar bertajuk “Secure Digital Transformation for The Future" dalam rangkaian BlackBerry Spark Event di Jakarta, Rabu (31 Juli 2019).

Menurut Arif, aplikasi zIPS memberikan perlindungan dari ancaman siber yang berkelanjutan secara real-time ke perangkat seluler pengguna. Selain mengamankan perangkat pribadi, zIPS juga bisa diaplikasikan untuk skala perusahaan.

“Orang bisa kerja di mana saja dan didukung dengan banyaknya fasilitas wifi publik. Padahal, melalui wifi publik ada banyak sekali ancaman sibernya,” ujar Arif.

Aplikasi zIPS, menurut Arif, akan selalu mendeteksi dan menganalisis ancaman. Ketika terdeteksi ancaman, BlackBerry pun membantu pengguna untuk memulihkan ponsel dari serangan.

“Pengguna akan diberikan notifikasi jika diperangkat terdapat ancaman seperti ransomware, pencurian data, virus, dan sebagainya,” ujar Arif.

Pertumbuhan Data

Sementara itu, Managing Director Halodata, Manoj Vaswani, mengatakan, ke depan pertumbuhan data di Indonesia sangat besar dan akan banyak data sensitif dari perusahaan sehingga keamanan data menjadi hal yang sangat penting di era digitalisasi ini.

Meski perusahaan-perusahaan mulai peduli akan keamanan data, menurut dia, masih ada pula perusahaan yang belum menjadikan keamanan data sebagai hal yang proritas.

“Kebiasaan orang Indonesia itu, kalau tidak ada kejadian, ya mereka tidak anggap krusial. Inilah yang harus ditumbuhkan. Sedia payung sebelum hujan istilahnya,” ujar dia.

Untuk mengamankan data, kata dia, idealnya perusahaan harus mempunyai solusi agar data mereka bisa diamankan dari luar dan dari dalam.

Redaktur: Andi Nugroho