Di Tengah Invasi Rusia, Ukraina Minta Bantuan Keamanan Siber ke Korea Selatan

Bendera Ukraina | Ilustrasi: freepik.com

Cyberthreat.id – Di tengah kecamuk invasi Rusia ke kota-kota di Ukraina, pejabat tinggi Ukraina mengirimkan permintaan bantuan kepada pemerintah Korea Selatan.

Kedutaan Besar Ukraina di Korea Selatan mengatakan pada Jumat (25 Februari 2022) bahwa Ukraina ingin Korsel memberikan bantuan keamanan siber sebagai pertahanan dari serangan Rusia.

Dubes Ukraina untuk Korsel, Dymtro Ponomarenko, mengatakan, sejumlah situsweb lembaga negaranya telah mendapatkan serangan dari Rusia.

Ia menghargai pernyataan Presiden Korsel Moon Jae-in bahwa kedaulatan Ukraina harus dihormati dan Korsel mendukung resolusi damai.

“Kami akan berterima kasih jika Republik Korea menjadi negara berteknologi tinggi yang sangat maju, memberi andil dalam memperkuat kemampuan keamanan siber kami,” ujarnya dalam sebuah pernyataan usai konferensi pers, dikutip dari Reuters.


Berita Terkait:


Sementara, pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan akan mendukung Ukraina, tapi tidak berkomentar tentang kerja sama keamanan siber.

Ukraina dan Korsel memiliki hubungan yang cukup dekat. Tahun lalu, Korsel memberikan bantuan pembangunan terkait pendidikan, kesehatan, dan administrasi publik.

Ukraina menyumbang sekitar 0,1 persen volume perdagangan Korsel. Namun, Rusia adalah pemasok energi utama Korsel dan mitra dagang terbesar ke-10, di mana sejumlah perusahaan besar Korsel, seperti Samsung Electronics dan Hyundai juga mengeoperasikan pabrik di negara tersebut.

Sejak terjadi ketegangan Rusia-Ukraina, dalam beberapa pekan terakhir, serangan siber terdeteksi meningkat di Ukraina. Sejumlah situsweb pemerintah perbankan Ukraina ditarget serangan DDoS.


Baca:


Bahkan, perusahaan keamanan siber asal Slovakia, ESET, baru-baru ini menemukan adanya perangkat lunak jahat perusak yang telah menginfeksi ratusan komputer di Ukraina.

Pada Kamis (24 Februari), sebagai respons atas invasi Rusia di hari pertama, Pemerintah Korsel telah mengeluarkan pernyataan akan bergabung dengan masyarakat internasional untuk memberikan sanksi eknomi multilateral kepada Rusia.

Presiden Moon Jae-in mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan Nasional bahwa kedaulatan, wilayah, dan kemerdekaan Ukraina harus dihormati.

“Korsel akan menduung upaya internasional untuk menahan agresi bersenjata dan mencari resolusi damai, termasuk bergabung dalam sanksi ekonomi,” kata Presiden dalam pernyataan yang dibacakan oleh Sekretaris Pers Park Soo-hyun.[]