Google Berjanji Batasi Cookies pada Peramban Chrome

Gogole Chrome | Foto: eff.org

Cyberthreat.id – Google mendapat sorotan serius dari regulator Inggris terkait dengan peramban webnya, Chrome.

Otoritas Persaingan dan Pasar Inggris (CMA) berencana melarang cookies pihak ketiga yang digunakan pengiklan untuk melacak konsumen.

Merespons hal itu, Google pun berjanji untuk melakukan pembatasan pada penggunaan data dari browser-nya. Ini lantaran pelanggannya, kata perusahaan, menginginkan lebih privasi saat melakukan penjelajahan di web, termasuk tidak dilacak di situs-situs web lain, demikian dikutip dari Reuters, diakses Minggu (28 November 2021).

Hilangnya cookies di peramban web terpopuler di dunia ini, tulis Reuters, bisa membatasi kemampuan pengiklan mengumpulkan informasi untuk mempersonalisasi iklan.

Google awal tahun ini mengumumkan komitmennya untuk menerapkan Privacy Sandbox. Namun, mereka masih menunda rencana tersebut tanpa persetujuan CMA.

“Kami memastikan Privacy Sandbox dikembangkan dengan cara yang berfungsi untuk seluruh ekosistem dan, sebagai bagian dari proses ini, kami kini telah merevisi kesepakatan yang dapat ditemukan secara lengkap di situs web CMA,” tulis Google di blog perusahaan.

“Revisi ini menggarisbawahi komitmen kami…bahwa Privacy Sandbox API akan dirancang, dikembangkan, dan diterapkan dengan pengawasan peraturan dan masukan dari CMA dan Kantor Komisi Informasi (ICO),” perusahaan menambahkan.

“Jika CMA menerima komitmen ini, kami akan menerapkannya secara global,” kata Google.[]

Cookies pihak ketiga menjadi sorotan isu privasi karena teknologi ini memungkinkan pengiklan dan platform iklan untuk memantau aktivitas pengguna secara online saat mereka berpindah dari satu situs web ke situs lainnya dengan tujuan penargetan perilaku pengguna. Aplikasi browser seperti Safari dan Firefox sudah memblokirnya secara default.

Diumumkan pada Januari 2020, Privacy Sandbox Google bertujuan untuk menghentikan dukungan untuk cookies pihak ketiga di Chrome dengan alat alternatif yang disebut Federated Learning of Cohorts (FLoC) yang menggabungkan agregasi, anonimisasi, pemrosesan di perangkat, dan teknologi perlindungan privasi lainnya untuk mengklasifikasikan pengguna ke dalam kelompok berdasarkan minat mereka, yang kemudian dapat digunakan oleh industri teknologi iklan untuk menyesuaikan iklan. (Baca: Microsoft, Brave, dan DuckDuckGo Ramai-ramai Menentang FloC Google, Apa Itu?)

"Kami percaya bahwa Privacy Sandbox Google akan memberikan perlindungan privasi terbaik untuk semua orang. Dengan memastikan bahwa ekosistem dapat mendukung bisnis mereka tanpa melacak individu di seluruh web. Kami semua dapat memastikan bahwa akses gratis ke konten terus berlanjut," kata Goel.

"Dan, karena pentingnya misi ini, kami harus meluangkan waktu untuk mengevaluasi teknologi baru, mengumpulkan umpan balik (feedback) dan mengulangi untuk memastikan mereka memenuhi tujuan kami untuk privasi dan kinerja, dan memberi semua pengembang waktu untuk mengikuti jalur terbaik demi privasi," dia menambahkan, tulis The Hacker News pada Juni 2021).