Microsoft, Brave, dan DuckDuckGo Ramai-ramai Menentang FloC Google, Apa Itu?

Ilustrasi. | Foto: eff.org

Cyberthreat.id - Peramban web Brave telah menghapus FLoC, fitur pengenal Google untuk cookie pihak ketiga yang dirancang untuk melacak pengguna di seluruh situs web.

"Aspek terburuk dari FLoC ialah membahayakan privasi pengguna dengan kedok ramah privasi," kata Brave di blog perusahaan, diakses Minggu (18 April 2021).

Google merilis FLoC (Federated Learning of Cohorts) pada peramban web Chrome bulan lalu untuk menayangkan iklan yang ditargetkan, tapi privasi pengguna diklaim tetap aman.

Meski tools itu diklaim Google menjaga privasi karena mencegah pelacakan individu untuk iklan, Brave, peramban web berbasis Chromium buatan Google, berpatokan pada regulasi UU Konsumen California (CCPA) 2018 dan UU Perlindungan Data Pribadi Eropa (GDPR), bahwa konsumen menuntut privasi selama beraktivitas di web.

Perusahaan mengatakan, saat ini telah menghapus FLoC di Brave Nightly  untuk desktop dan Android. "Detail implementasi tambahan FLoC akan dihapus dari semua peluncuran Brave terbaru," tulis peramban web yang menjunjung tinggi soal privasi ini.

Kritik serupa juga disampaikan oleh pakar teknologi Electronic Frontiers Foundation (EFF), Bennett Cyphers. Menurut dia, FLoC merupakan "ide buruk" karena Chrome membagikan ringkasan aktivitas penjelajahan terbaru setiap pengguna dengan pengiklan.

Ringkasan aktivitas itu, kata dia, dibagikan dalam bentuk identitas kelompok, bukan identitas individu.

"Sebuah browser dengan FLoC diaktifkan akan mengumpulkan informasi tentang kebiasaan penjelajahan penggunanya, kemudian menggunakan informasi tersebut untuk menetapkan penggunanya ke sebuah "kelompok" atau grup," tulis Bennett, seperti dikutip dari ZDNet.

"Pengguna dengan kebiasaan penjelajahan yang serupa akan dikelompokkan ke dalam kelompok yang sama. Setiap browser pengguna akan berbagi ID kelompok—yang menunjukkan di grup mana mereka berada—dengan situs web dan pengiklan."

Alasan penghapusan

Ada beberapa alasan yang membuat Brave menghapus hingga sampai menyebut FLoC membahayakan privasi pengguna dengan kedok ramah privasi itu.

Menurut Brave, FLoC memberitahu situs web dan pihak ketiga tentang riwayat penjelajahan pengguna.

Contoh, ketika pengguna memiliki akun di salah satu situs web, FLoC memberitahu situs web hal-hal yang tidak diketahui oleh situs web itu tentang pengguna seperti yang diidentifikasi oleh login situs web itu.

Bahkan, FLoC juga memberitahu minat pengguna kepada perusahaan teknologi iklan seperti Monetate, Adobe, Bing, Branch.io, InMomentum, Facebook, kata Brave.

"Banyak hal tentang seseorang yang tidak unik, tetapi masih pribadi dan penting, dan ini tidak boleh dibagikan tanpa persetujuan," kata Brave.

Selain itu, FLoC mempermudah situs web untuk melacak pengguna di seluruh web. FLoC menambahkan sejumlah besar permukaan sidik jari ke browser—teknik yang digunakan situs web dan pengiklan untuk melacak orang tanpa persetujuan. Inti dari fitur ini adalah agar situs web dapat membedakan antara pengguna yang menarik dalam sebuah kelompok.

Menurut Brave, FLoC berbahaya tidak hanya bagi pengguna, tapi juga bagi situs web dan penerbitnya. Perilaku FLoC secara default akan membocorkan dan membagikan perilaku pengguna di situs web—inilah yang bisa merusak kepercayaan antara situs web dengan penggunanya.

Yang direkomendasikan

Brave mengaku kecewa terhadap Google yang memprioritaskan periklanan web. Google seharusnya membantu merancang dan membangun web yang mengutamakan privasi pengguna.

"Kami mengundang Google untuk bergabung dengan kami dalam memperbaiki dasar-dasar, menghapus kerugian yang disebabkan oleh teknologi iklan, dan membangun Web yang melayani pengguna terlebih dahulu," kata Brave.

Untuk masalah FloC itu, Brave pun menyarankan agar operator situs web sebaiknya menonaktifkan FLoC. "Ini adalah prinsip yang masuk akal untuk menghormati pengguna web secara default...,” tutur Brave.

Pekan lalu, perusahaan mesin pencari DuckDuckGo juga menentang FLoC dengan merilis ekstensi Chrome untuk memblokir pelacakan FLoC.

Microsoft Edge, peramban web Microsoft, juga serupa dengan Brave maupun DuckDuckGo yang tidak setuju dengan FLoC.

“Kami Percaya bahwa di masa depan web dapat memberikan privasi, transparansi, dan kontrol kepada orang-orang sekaligus mendukung model bisnis yang bertanggung jawab untuk menciptakan ekosistem yang dinamis, terbuka dan beragam," kata Microsoft kepada ZDNet, dikutip Minggu.

“Seperti Google, kami mendukung solusi yang memberikan persetujuan yang jelas kepada pengguna, dan tidak mengabaikan pilihan konsumen. Itu juga mengapa kami tidak mendukung solusi yang memanfaatkan sinyal identitas pengguna yang tidak disetujui, seperti sidik jari, ”Microsoft menambahkan.

Google, menurut Electronic Frontiers Foundation (EFF ) di situs webnya, saat ini meluncurkan FLoC ke 0,5 persen pengguna Chrome di Australia, Brasil, Kanada, India, Indonesia, Jepang, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, dan AS. Namun, pengguna berencana meluncurkannya ke 5 persenanya. []

Redaktur: Andi Nugroho