Israel Temui Prancis Bahas Spyware Pegasus yang Targetkan Presiden Macron

Alat peretas ponsel milik NSO Group | Foto: Becky Peterson/Business Insider

Cyberthreat.id – Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menangggapi tudingan serangan spyware yang menargetkan Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai hal yang serius.

“Israel menanggapi tuduhan tersebut dengan serius,” ujar Gantz saat bertemu dengan rekannya, Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly dalam pertemuan pada Rabu (28 Juli 2021), menurut stasiun televisi Israel, Channel 13, yang dikutip The Time of Israel, diakses Kamis (29 Juli). Ini pertemuan pertama menteri pertahanan kedua negara sejak 2013.

Sebelumnya, pada 18 Juli lalu laporan Amnesty International dan konsorsium media Forbidden Stories berbasis di Paris merilis laporan bahwa nomor telepon seluler Macron termasuk dalam 50.000 nomor telepon yang ditargetkan spyware Pegasus buatan perusahaan Israel, NSO Group. Sebagian besar target Pegasus yaitu jurnalis, aktivis HAM, politisi, dan penjabat negara. Sementara, menurut surat kabar Le Monde, mantan Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe dan 14 menteri juga menjadi sasaran pada 2019.

Laporan investigasi itu juga menyebutkan Pegasus telah dijual kepada pemerintah Azerbaijan, Bahrain, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Rwanda, Arab Saudi, Hungaria, India, dan Uni Emirat Arab. Beberapa waktu lalu, pemerintah Meksiko saat ini membantah telah memakai Pegasus. Daftar dugaan target Pegasus mencakup setidaknya 600 politisi, 180 jurnalis, 85 aktivis hak asasi manusia, dan 65 pemimpin bisnis.


Berita Terkait:


Selama pertemuan itu, Gantz menuturkan, bahwa Pegasus tidak digunakan untuk meretas ponsel pintar Macron atau pejabat Prancis lainnya.

“[Gantz] menuturkan bahwa Israel menyetujui ekspor produk siber secara eksklusif ke klien pemerintah untuk penggunaan yang sah dan hanya untuk tujuah mencegah dan menyelidiki kejahatan dan melawan terorisme,” tutur Gantz dalam pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Israel.

Selain itu, Gantz juga memberitahu bahwa Israel sedang menyelidiki ekspor Pegasus itu secara menyeluruh.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Israel mengatakan akan menindak tegas jika NSO Group melanggar persyaratan lisensi ekspornya.

Selama ini, NSO selalu membantah bahwa produknya dipakai untuk spionase digital dan menyebut laporan media itu sebagai upaya untuk mencoreng seluruh industri siber Israel.

Sementara itu sumber Kemenhan Prancis mengatakan, pertemuan itu adalah upaya Parly untuk mengetahui apa yang diketahui pemerintah Israel tentang aktivitas klien NSO Group, termasuk kebijakan apa yang telah dilakukan dan akan diterapkan di masa depan untuk mencegah alat itu disalahgunakan.

Pegasus yang dikembangkan oleh NSO Group dapat menyalakan kamera atau mikrofon ponsel dan mengambil datanya secara jarak jauh.[]