Penjelasan BSSN Terkait Penipuan Online di Jepang Berkedok Domain go.id
Cyberthreat.id – Badan Siber dan Sandi Negara mengatakan penipuan online berkedok ekstensi domain go.id yang menargetkan pengguna internet di Jepang masih ditelusuri.
Sejauh ini, pelaku diduga berasal dari Indonesia dan luar negeri. Mereka sulit dilacak karena berpindah cepat dari situs web yang diretas atau diambil alih. Dalam waktu sepekan, mereka telah menghilangkan jejak dan berpindah ke situs web lain.
"Mereka menghapus halaman yang dibuat pada situs web yang diretas dalam waktu cukup cepat. Kemudian, berganti secara acak dengan memanfaatkan situs web lain," ujar Direktur Proteksi Ekonomi Digital sekaligus Juru Bicara BSSN Anton Setiyawan kepada Cyberthreat.id, Kamis (4 Februari 2021).
Diberitakan sebelumnya, dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI pada Rabu (3 Februari 2021), BSSN menjelaskan bahwa ada situs web berdomain .id disalahgunakan menjadi situs web belanja daring palsu. Kepolisian Jepang menerima sejumlah laporan korban dan total kerugian mencapai Rp 35 miliar pada 2019.
Dari bahan presentasi yang ditampilkan BSSN dan disiarkan melalui saluran YouTube Komisi I, tampak situs web yang dipakai untuk kejahatan itu memakai ekstensi domain .go.id—biasa diperuntukkan bagi lembaga pemerintah. (Baca: BSSN Telusuri Penipuan Online di Jepang Berkedok Domain go.id)
Ketika dikonfirmasi ulang apakah situs web itu telah diperbaiki, BSSN membenarkan bahwa lembaganya telah menindaklanjuti dan memberitahu pemilik situs web tersebut.
Anton juga membenarkan bahwa situs web yang disalahgunakan peretas adalah situs web pemerintah. Lihat tangkapan layar berikut ini:
Terkait penyebab situs web tersebut disalahgunakan, Anton mengatakan, karena situs web tidak dikelola dengan baik, khususnya sisi keamanan.
Anton juga menjelaskan, tidak hanya satu situs web saja yang disalahgunakan peretas untuk dijadikan situs belanja daring palsu.
"Peretas menggunakan banyak situs yang rentan untuk tindakan tersebut, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara," katanya.
Namun, Anton tidak menjelaskan lebih lanjut berapa jumlah situs web Indonesia yang disalahgunakan.
Saat ditanya apakah kepolisian RI juga dilibatkan, Anton tidak menjawab spesifik tetapi mengatakan bahwa BSSN tergabung dalam forum kerjasama Computer Security Incident Response Team (CSIRT) antarnegara ASEAN maupun Jepang.
Tujuan kerja sama itu untuk meningkatkan kesadaran keamanan bersama. Harapannya, CSIRT dapat membantu pemilik sistem elektronik untuk memperbaiki sistem elektronik yang rentan atau telah diretas.[]
Redaktur: Andi Nugroho