Dari Media Sosial, Lagu Ampun Bang Jago Jadi Ikon Kudeta Militer Myanmar dan Bikin Heboh Dunia

Khing Hnin Wai sedang latihan aerobic dengan latar belakang konvoi kendaraan militer menuju parlemen

Cyberhthreat.id - Wanita bertubuh ramping itu menggerakkan badannya mengikuti irama lagu. Di belakangnya,terbentang seruas jalan. Jalanan terlihat sepi, hingga kemudian terlihat konvoi kendaraan militer bergerak menuju gedung parlemen.   

"Mulai kelihatan mereka datang satu per satu. Rebutan tahta pasti itu yang mereka tuju. Tidak perlu sebut nama, mereka peka dengan lagu ini. Semua tahu, siapa yang nomor satu," bunyi lirik lagu yang diputar wanita itu untuk mengiringinya menari.

Adegan itu muncul dalam sebuah video pendek. Wanita dalam video itu belakangan diketahui bernama Khing Hnin Wai, seorang instruktur senam yang bekerja sebagai guru di Myanmar. Sementara lagu yang diputar adalah lagu Indonesia berjudul Ampun Bang Jago milik duo Tian Storm dan Ever Slkr yang dinyanyikan dalam bahasa Manado di Sulawesi Utara.

"Saat mereka datang menunjukkan siapa yang paling jago, kami masih tetap pada jati diri sendiri. Biarlah, anggap saja mereka yang paling hebat," demikian arti sambungan liriknya.

Entah paham atau tidak bahwa lagu yang diputarnya cocok betul dengan suasana yang terekam di kameranya, yang jelas, video itu kemudian viral dan menjadi pemberitaan sejumlah media asing di berbagai belahan dunia. Mulai dari media Spanyol, India TimesAljazeera di Timur Tengah, LA Times di Amerika Serikat, hingga BBC dan the Guardian di Inggris, menjadikan video itu sebagai pemberitaan.

Sebagian besar pemberitaan media asing mengangkat narasi dengan nada serupa: seorang perempuan instruktur senam tak sengaja merekam kudeta militer yang berlangsung di Myanmar saat sedang berlatih dengan konvoi kendaraan militer menuju gedung parlemen di latar belakang videonya.

Bagi media asing, itu adalah gambaran penting suasana yang terjadi di Myanmar mengingat saat kudeta terjadi, pihak militer membatasi akses internet.

Video itu sendiri diunggah oleh Khing Hnin Wai di Facebook pada 1 Februari 2021 sore. Saat diakses pada Rabu malam (3 Februari 2021), video itu telah mengundang hampir 5 ribu komentar, 77 ribu reaksi, dan telah dibagikan 24 ribu kali.

Di Twitter, video itu pertama kali diunggah oleh seorang jurnalis Spanyol bernama  Angel Marrades yang bekerja untuk media Descifrando la Guerra. Angel bilang, dia menerima kiriman video itu dari seseorang di Myanmar.

"Seorang wanita mengikuti kelas aerobiknya tanpa menyadari bahwa kudeta sedang terjadi di Myanmar. Dan kemudian bisa dilihat bagaimana konvoi militer mencapai parlemen," tulis Angel lewat akun @VonKoutli yang unggahannya telah disukai lebih dari 200 ribu dan dicuit ulang lebih dari 75 ribu kali pada Rabu malam.

Tak berapa lama, Angel mencolek akun @hoaxeye yang berfokus pada verifikasi hoaks.

"Hai @hoaxeye, beberapa orang meragukan kebenaran video ini, ini sumbernya, bisa tolong verifikasi keabsahannya," tulis Angel menggunakan sembari menyertakan tautan link ke akun Facebook milik Khing.  

HoaxEye lantas menjawab tidak ditemukan tanda-tanda pengeditan dalam video itu sembari menyertakan tautan ke akun Facebook milik Khing Hnin Wai yang mengunggah video itu.

"Terima kasih banyak, dengan mempertimbangkan situasi politik dari kudeta di Myanmar, akan aneh ada sumber daya untuk melakukan ini ketika internet dan telekomunikasi lainnya terputus," balas Angel merespon HoaxEye.

Setelah meyakini kebenarannya, Angel pun menuliskan laporan tentang video itu dan segera menjadi santapan media asing lainnya.

Seorang jurnalis asal India bernama Aditya Raj Kaul juga mengunggah video itu di Twitter menggunakan akun terverifikasi dan mendulang banyak reaksi dan komentar. Sebagian komentar meragukan kebenaran video itu. Namun Aditya meresponnya dengan mengatakan,"Bagi mereka yang bertanya: Saya yakin videonya sangat NYATA. Tidak ada Chroma. Tolong hentikan teori konspirasi. Saya telah melakukan uji tuntas & memeriksa semua video yang diposting oleh guru olahraga dari Myanmar. Saya telah mengamati foto-foto daerah itu juga. Teori bayangan adalah sampah. Ada beberapa langkah di belakangnya."

Setelah videonya menjadi viral ke seantero jagat, di Myanmar, Khing Hnin Wai menghadapi sorotan dari para pendukung kudeta militer. Dia pun segera membuat klarifikasi.

"Saya tidak menari untuk mengejek organisasi mana pun atau menjadi konyol. Saya menari untuk kompetisi dansa kebugaran," tulis Khing. "Karena tidak jarang Nay Pyi Taw memiliki konvoi resmi, saya pikir itu normal, jadi saya melanjutkan."

Nay Pyi Taw (dibaca Naypyidaw) yang disebut Khing adalah ibukota Myanmar tempat kudeta berlangsung.

Untuk membuktikan ucapannya, Khing kemudian mengunggah sejumlah video lain yang memperlihatkan dia berlatih senam kebugaran di tempat yang sama dalam waktu berbeda. Dia bilang, dia sudah berlatih di sana untuk kompetisi Fitness Dance sejak 11 bulan terakhir.

***

Di Indonesia, lagu Ampun Bang Jago sempat dijadikan sebagai lagu latar di TikTok saat merekam aksi demonstrasi menentang pengesahan Omnibus Law.

Kini, setelah viral berkat video Khing, tampaknya lagu Ampun Bang Jago kian lekat dengan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan. Itu terlihat dari sejumlah komentar yang muncul di Twitter, juga di akun Facebook Khing Hnin Wai.

"Lagu ini akan menjadi lagu kudeta terhebat," tulis akun Jack Lee.

"Mereka sibuk memikirkan lagu yang tepat untuk berlatih di rumah, tetapi lagu ini justru diputar ketika kudeta militer sedang terjadi di belakangnya," tulis akun Derp 123.

"Apalagi tujuan saya datang ke sini kalau bukan karena video perempuan sedang berolahraga dengan lagu ini di tengah-tengah kudeta," tulis akun Johanna C.

"Ini soundtrack terbaik untuk kudeta militer," tulis akun pescadorCardoso.

"Saya tidak menyangka, lagu-lagu Indonesia juga bisa viral hingga ke Myanmar, karena biasanya lagu-lagu Indonesia hanya viral di negara-negara yang memiliki bahasa yang sama seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Timor Leste, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan," tulis akun Adinda Kiranavati.

Di Twitter, sebuah akun dengan nama @JambuLumba menyarankan penggunaan lagu itu dalam protes melawan kebrutalan polisi di Nigeria yang disuarakan lewat hastag #EndSARSBrutality.

Ampun, Bang Jago![]