Komisi I DPR Tagih Aplikasi Mirip Zoom, Kepala BSSN Jawab Begini
Cyberthreat.id - Anggota Komisi I DPR RI menagih ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait rencana pembuatan platform konferensi video mirip Zoom agar tidak bergantung dengan buatan asing.
"Sampai saat ini rapat virtual masih pakai Zoom notabene buatan Amerika, kerahasiaannya tidak dijamin 100 persen. BSSN memiliki sumber daya mumpuni menciptakan aplikasi yang bisa dimanfaatkan sendiri dan bisa dibanggakan. Waktu itu (katanya) beberapa hari lagi akan launching, kok sampai hari ini belum ada, " kata Krisantus Kurniawan dalam rapat kerja Komisi I bersama Kepala BSSN, yang ditayangkan melalui YouTube Komisi I DPR RI, Rabu (3 Februari 2021)
Menjawab pertanyaan itu, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan pihaknya telah mengembangkan platform konferensi video serupa Zoom hasil karya pusat kajian BSSN, dan diuji coba berkoordinasi dengan Menteri Sekretariat Negara (Mensetneg) tetapi tidak nyaman.
"Tidak senyaman dari apa yang dari luar, terutama dari Zoom, sehingga waktu itu kalau memang aman akan ada hal yang tentu tidak menyenangkan," kata Hinsa.
Kendati demikian, kata Hinsa, BSSN diminta memperbaikinya. Namun, hasilnya tetap tidak bisa persis seperti Zoom yang digunakan selama ini. Adanya pemotongan anggaran, kata Hinsa, menjadi salah satu kendala.
"Karena itu program anggaran 2020, seperti disampaikan, program terpotong jadi tidak bisa leluasa mengembangkannya," katanya.
Namun begitu, kata Hinsa, platform buatan pusat kajian BSSN itu saat ini tetap digunakan di internal BSSN.
Juru Bicara BSSN, Anton Setiyawan yang diminta oleh Kepala BSSN menjelaskan perkembangan perbaikannya platform itu, mengatakan perbaikan aplikasi itu diperkirakan akan rampung pada Maret nanti sehingga bisa dinikmati oleh DPR RI maupun instansi pemerintah.
"Perkembangan terbaru kita sudah menyiapkan aplikasi dan secara internal diuji coba, generasi terbaru Transport Layer Security (TLS) level 1.0 sekarang ditingkatkan 2.0 untuk kepentingan keamanan, mungkin menyesuaikan beberapa fitur, " kata Anton.
Sekedar informasi TLS dikenal sebagai pengganti Secure Sockets Layer (SSL), yakni protokol keamanan yang terenkripsi untuk berkomunikasi di jaringan internet. TLS ini biasa diterapkan pada pengiriman email, peramban, dan Voice-over-IP (VoIP).
Terkait fitur-fiturnya, Anton menjelaskan bahwa fitur berbagi dan perekaman seperti terdapat di Zoom, tidak tersedia dalam platform buatan BSSN ini demi keamanan.
"Kita targetkan di bulan Maret ini dengan mengalokasikan peningkatan bandwidth 10GB dengan sertifikat TLS. Jika berkenan, pada saat mMret sudah kita siapkan mungkin kita bisa uji cobakan kepada bapak ibu terhormat di Komisi I untuk memfasilitasi rapat terbatas atau tertutup," katanya. []
Editor: Yuswardi A. Suud